- Pengertian Kurikulum
dan Komponennya
1)
Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program
pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang
berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam
satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini
disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam
penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja. Lama waktu
dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem
pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan
pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran
secara menyeluruh.
Istilah kurikulum muncul pertama kali pada kamus webster
pada tahun 1856, yang digunakan dalam bidang olah raga, yaitu Gurere yang
berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari atau kereta mulai awal sampai
sampai akhir atau mulai start sampai finish. Kemudian pada tahun 1955 kata
kurikulum muncul pada kamus tersebut, khusus digunakan dalam bidang pendidikan
yang artinya sejumlah mata pelajaran disekolah atau diperguruan tinggi, yang
harus ditempuh untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau ijazah.
Dalam kosakata Arab, istilah kurikulum dikenal dengan
istilah Manhaj yakni jalan yang terang, atau jalan terang yang dilalui manusia
dalam bidang kehidupannya. Dalam konteks pendidikan, yaitu jalan terang yang
dilalui pendidik / guru juga peserta didik untuk menggabungkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap serta nilai-nilai. Kurikulum merupakan suatu sistem,
yaitu ada tujuan, isi, evaluasi dan sebagainya yang saling terkait. Disamping
kurikulum sebagai guiding instruction, juga merupakan alat antisipatori, yaitu
alat alat yang dapat meramalkan masa depan, bukan hanya sebagai reportial ,
yaitu suatu yang hanya melaporkan suatu kejadian yang telah berjalan.
Carter V. Good dalam Dicionary of education, sebagaimana
yang dikutip oleh M. Zaini dalam bukunya Pengembangan kurikulum konsep
implementasi evaluasi dan inovasi menyebutkan bahwa kurikulum adalah sebuah
materi pelajaran yang harus ditempuh dalam suatu mata pelajaran atau disiplin
ilmu tertentu, seperti kurikulum Pendidikan Bahasa Arab, Kurikulum Pendidikan
Bahasa Inggris atau kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial. Kurikulum juga diartikan
sebagai garis-garis besar materi yang harus dipelajari oleh siswa disekolah
untuk mencapai tingkat tertentu atau ijazah, atau sejumlah pelajaran dan
kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa di bawah bimbingan dan pengawasan
sekolah atau kampus.
Definisi kurikulum yang secara formal tercantum dalam
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yang berbunyi : “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu”. Winarno Surakhmad (1977) yang mengemukakan bahwa “kurikulum sebagai
suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai
sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu.” Kurikulum adalah suatu program
pendidikan yang telah direncanakan dan disusun untuk dilaksanakan dan dijadikan
pedoman dan pegangan terutama bagi tenaga pengajar dan siswa yang berisi
tentang program – program kurikulum berupa program dari masing-masing mata
pelajaran yang disesuaikan dengan tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai
melalui sekolah yang bersangkutan baik secara keseluruhan maupun dalam mata
pelajaran dengan menggunakan strategi pelaksanaan yang ditempuh untuk
melaksanakan pembelajaran cara dalam menilai, dan cara dalam mengatur kegiatan
sekolah secara keseluruhan
2)
Komponen Kurikulum
Komponen Kurikulum Ada 5 unsur komponen kurikulum yaitu: tujuan, isi (bahan
pelajaran), media, strategi pelaksanaan (proses belajar mengajar), dan
penilaian (evaluasi)
- Komponen Tujuan
Kurikulum merupakan suatu program yang dimaksudkan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Tujuan itulah yang dijadikan arah atau acuan segala
kegiatan pendidikan yang dijalankan. Berhasil atau tidaknya program pengajaran
di Sekolah dapat diukur dari seberapa jauh dan banyaknya pencapaian
tujuan-tujuan tersebut. Dalam setiap kurikulum lembaga pendidikan, pasti
dicantumkian tujuan-tujuan pendidikan yang akan atau harus dicapai oleh lembaga
pendidikan yang bersangkutan. Tujuan pendidikan nasional yang merupakan
pendidikan pada tataran makroskopik, selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan
institusional yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap jenis
maupun jenjang sekolah atau satuan pendidikan tertentu.
Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan
mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut. Tujuan pendidikan dasar adalah
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan
pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Tujuan pendidikan institusional tersebut kemudian dijabarkan lagi ke dalam
tujuan kurikuler; yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap mata
pelajaran yang dikembangkan di setiap sekolah atau satuan pendidikan.
- Komponen Isi/Materi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan
kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan.
Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program
masing-masing bidang studi tersebut. Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan
dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada. Kriteria yang dapat
membantu pada perancangan kurikulum dalam menentukan isi kurikulum. Kriteria
itu natara lain:
-
Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa.
-
Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial.
-
Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji.
-
Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas.
-
Isi kurikulum dapat menunjanga tercapainya tujuan pendidikan.
Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum yang
dikembangkan dan disusun dengan prinsip-prinsip sebagai berikut : Materi
kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian atau topiktopik
pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran. Mengacu pada
pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran. Diarahkan untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
- Komponen
Media atau Sarana dan Prasarana
Media merupakan sarana perantara dalam pengajaran. Sarana
dan prasarana atau media merupakan alat bantu untuk memudahkan dalam
mengaplikasikan isi kurikulum agar mudah dimengerti oleh anak didik dalam
proses belajar mengajar. Pemakaian media dalam proses mengajar merupakan suatu
hal yang perlu dilaksanakan oleh seorang anak didik atau guru agar apa yang
disampaikannya terhadap anak didik dapat memiliki makna dan arti penting bagi
anak didik dikarenakan telah berhasilnya menyerap, memahami suatu materi
pelajaran yang ditempunya.
Ketepatan memilih media, menurut
Subandijah (1993) merupakan suatu hal yang dituntut bagi seorang guru agar
materi yang ditransfer bisa berjalan sebagai mana mestinya dan tujuan
pengajaran atau pendidikan dari proses belajar mengajar yang ada diharapkan
bisa tercapai dengan baik.
- Komponen Strategi
Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan
mengajar yang digunakan dalam pengajaran. Tetapi pada hakikatnya strategi
pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi
pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi
pengajaran tergambar dari cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaan,
mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbiungan dan mengatur kegiatan, baik yang
secara \umum berlaku maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran. Strategi
pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum itu dilaksanakan
disekolah. Kurikulum merupakan rencana, ide, harapan, yang harus diwujudkan
secara nyata disekolah, sehingga mampu mampu mengantarkan anak didik mencapai
tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik tidak akan mencapai hasil yang maksimal,
jika pelaksanaannya menghasilkan sesuatu yang baik bagi anak didik. Komponen
strategi pelaksanaan kurikulum meliputi pengajaran, penilaian, bimbingan dan
penyuluhan dan pengaturan kegiatan sekolah.
- Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam
pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat
ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum
yang bersangkutan. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi
kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan
ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya
terbatas pada efektivitas saja, namun juga relevansi, efisiensi program. Pada bagian
lain, dikatakan bahwa luas atau tidaknya suatu program evaluasi kurikulum
sebenarnya ditentukan oleh tujuan diadakannya evaluasi kurikulum. Apakah
evaluasi tersebut ditujukan untuk mengevaluasi keseluruhan sistem kurikulum
atau komponen-komponen tertentu saja dalam sistem kurikulum tersebut. Salah
satu komponen kurikulum penting yang perlu dievaluasi adalah berkenaan dengan
proses dan hasil belajar siswa. Evaluasi kurikulum memegang peranan penting,
baik untuk penentuan kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan
keputusan dalam kurikulum itu sendiri.
Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para
pemegang kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan
menetapkan kebijakan pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model
kurikulum yang digunakan. Hasil – hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan
oleh guru-guru, kepala sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya dalam
memahami dan membantu perkembangan peserta didik, memilih bahan pelajaran, memilih
metode dan alat-alat bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan
lainnya. Merupakan suatu komponen kurikulum, karena dengan evaluasi dengan
evaluasi dapat di peroleh informasi akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran
dan keberhasilan belajar siswa.berdasarkan informasi itu dapat dibuat keputusan
tentang kurikulum itu sendiri,pembelajaran kesulitan dan upaya bimbingan yang
perlu di lakukan
- Sumber Al-Qur’an dan
Hadist tentang Kurikulum
Al-Qur’an
zN¯=tæur tPyŠ#uä uä!$oÿôœF{$# $yg¯=ä. §NèO öNåkyÎztä ’n?tã Ïps3Í´¯»n=yJø9$# tA$s)sù ’ÎTqä«Î6/Rr& Ïä!$yJó™r'Î/ ÏäIwàs¯»yd bÎ) öNçFZä. tûüÏ%ω»|¹ ÇÌÊÈ
Dan
Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang
benar!"(Al Baqarah : 31)
Hadist:
Sesungguhnya
aku meninggalkan untuk kamu , yang jika kamu berpegang teguh dengannya , maka
kamu tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya.
(H.R.
Hakim)
- Ruang Lingkup Materi
Pendidikan Islam
Pada era sekarang ini setiap lembaga mempunyai kurikulum
sendiri dengan materi yang berbeda pula. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan
yang digunakan untuk membantu pengajar/tutor dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Oleh karena itu tidak diperlukan kurikulum atau materi yang
berlaku di semua sekolah di seluruh pelosok tanah air. Masing-masing sekolah
atau komunitas pendidikan dapat menyusun kurikulumnya sendiri sesuai dengan
visi, misi, dan tujuan yang hendak dicapai dan tumbuh kembangnya kepribadian
yang bertanggung jawab kepada maju tidaknya bangsa negara indonesia menjadi
tanggung jawab penyelenggara pendidikan bahkan masyarakatpun juga ikut
mengontrolnya. Hanya saja pilihan materi ajar, pengelolaan, dan metodologi
pembelajaraannya, yang diserahkan oleh pelaksana atau penyelengara pendidikan,
yang akhirnya akan bertemu dalam saru tujuan pendidikan nasional.
Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara lain :
a.
Petunjuk belajar (petunjuk bagi pengajar/anak sisik)
b.
Kompetensi yang akan dicapai
c.
Informasi pendukung
d.
Latihan-latihan
e.
Petunjuk kerja
f.
Evaluasi.
Ruang
lingkup pendidikan agama islam meliputi keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan antara :
1.
Hubungan manusia dengan Allah SWT.
2.
Hubungan manusia dengan manusia .
3.
Hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan ,
4.
Hubungan manusia dengan makhluk lain (selain manusia), dan lingkungan.
Adapun ruang lingkup bahan pelajaran
pendidikan agama islam meliputi tujuh unsur yakni :
1),
Al-Quran Hadits
2),
Keimanan
3),
Syariah
4),
Ibadah
5),
Muamalah
6),
Akhlak
7)Tarikh
(Sejarah Islam).
- Prinsip Pengembangan
Kurikulum
Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum dalam perspektif
Islam Sebelum kita memasuki prinsip-prinsip pengembangn kurikulum perspektif
islam, kita akan melihat dulu Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum secara
umum. Berikut ini adalah prinsip-prinsip umum dalam pengembangan kurikulum :
a.
Prinsip Relevansi, dalam membuat kurikulum hendaknya memeperhatikan kebutuhan
lingkungan masyarakat sekitar dan anak didik, agar nantinya berguna bagi siswa
untuk bersaing dalam dunia kerja yang akan datang. Dan tak kalh penting harus
sesuai dengan perkembangan tekhnologi agar selaras dalam usaha mebangun negara.
b.
Prinsip Fleksibilitas, dalam prinsip fleksibilitas ini dimaksudkan bahwa,
kurikulum hendaknya mempunyai kelenturan. Kurikulum yang baik adalah kurikulum
yang berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan
terjadinya penyesuaiaan-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah. Waktu maupun
kemampuan dan latar belakang anak. Kurkulum ini mempersiapkan anak untuk masa
sekarang dan yang akan datang. Kurikulum tetap fleksibel dilaksanakan ditempat
manapun, bahkan bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang
berbeda.
c.
Prinsip Kontinuitas, perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara
berkesinambungan, tidak terputus-putus. Oleh karena itu, pengalaman belajar
yang disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara suatu tingkat
kelas dengan kelas lainnya, antara satu jenjang dengan jenjang lainnya, juga
antar jenjang pendidikan dengan pekerjaananya. d. Prinsip Efisiensi, untuk
menyelesaikan suatu program diperlukan waktu, tenaga dan biaya yang
kadang-kadang sangat besar jumlahnya. Yang kesemuannya itu sangat bergantung
kepada banyak program yang akan diselesaikan. Hal ini yang dikatakan bahwa
usaha yang dilakukan itu efisien. Jadi efisiensi merupakan perbandingan antara
hasil yang dicapai dan pengeluaran yang diharapkan paling tidak menunjukkan
hasil yang seimbang. Dengan kata lain prinsip ekonomis ini harus diterapkan
dengan tenaga, waktu dan biaya sedikit atau sekecil mungkin untuk mendapakan
hasil yang optimal.
f.
Prinsip Efektifitas, walaupun kurikulum tersebut harus sederhana dan murah tapi
keberhasilan tetap harus diperhatikan. Dan pengembangan kurikulum tidak
terlepas dan merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan, yang merupakan
penjabaran dari kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dibidang pendidikan.
Pada dasarkan kurikulum berisikan empat aspek utama tujuan-tujuan pendidikan
atau kompetensi, isi pendidikan dan pengalaman belajar serta penilaian.
Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum dalam perspektif
Islam Terlepas dari perbedaan pendapat dikalangan cendikiawan muslim tentang
konsep dan batasan pembaruan, sesungguhnya pembaruan dalam islam mempunyai
watak dan karakteristik tersendiri. Gagasan dan ide pembaruan dalam islam
muncul sebagai upaya interpretasi kaum muslim terhadap sumber-sumber ajaran
islam dalam rangka menghadapi berbagai perubahan sosio-kultural yang terjadi dalam
setiap waktu dan tempat.
Dunia pendidikan islma-pun masuk dalam ranah pembaruan dalam
islam, bagaimana pendidikan islama mampu mencetak generasi-generasi masa depan
yang lebih kompeten dalam bidang ilmu pengetahuan, agama, dan tekhnologi. Banyak
sekali landasan kaum muslimin untuk melakukan pembahruan dan pengembangan dalam
segala bidang, landasan yang utama adalah, al-Qur’an Surat Ar Ra’d ayat 11:
3 žcÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/ ÇÊÊÈ
”Sesungguhnya
Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri.”
Firman itu secara teologis dapat dijadikan landasan bagi
pengembangan kurikulum pendidikan islam, pola pikir dan pola sikap suatu kaum
tentu akan mengalami prubahan/pengembangan. Pengembanagan seperti itu tentunya
bersifat internal. Artinya, pengembangan dimulai dari kemauan itu sendiri untuk
menghadapi situasi sosial budaya yang ada pada masanya.
Dalam pembahasan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
dalam Islam ini, saya kutip pendapatnya B.S. Wibowo sebagaimana yang dikutip
oleh Abdul Majid dalam bukunya Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
dengan mengajukan beberapa prinsip pengembangan:
Imagination
”Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
(al-Kahfi:110). Dengan demikian kurikulum yang dibangun harus mampu
membangkitkan imajinasi jauh kedepan, baik manfaat ilmu, maupun menciptakan
teknologi dari yang tidak ada menjadi ada guna kemakmuran manusia. Student
Centre; Murid sebagai pusat aktivitas. Siswa harus mandiri dalam proses
belajar, inquiri adalah sebuah program yang menkankan rasa ingin tahu peserta
belajar dan menggali dari pengalaman terstruktur yang diberikan. Kamu lebih
mengetahui tentang urusan duniamu(al-hadits).
Tekhnologi
ù&tø%$# ÉOó™$$Î/ y7În/u‘ “Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7š/u‘ur ãPtø.F{$# ÇÌÈ “Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan,
2.
Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran
kalam(tekhnologi).
5.
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Al ’Alaq: 1-5)
Memanfaatkan tekhnologi belajar Multi Indrawi, sehingga membuat anak didik
senang dalam belajar.
Interventer
Guru
yang terbaik adalah pengalaman (Ali bin Abi Thalib). Maka guru harus bisa
mendesian proses intervensi terstruktur pada peserta belajar, atau mampu
mengkritisi pengalaman belajar siswa.
Question
and Answer
Tanya jawab. Tidaklah
kamu berfikir, bertafakkur dan bertadabur (Qur’an). Ilmu adalah perbendaharaan,
kunci-kuncinya adalah pertanyaan (Hadits). Mendorong rasa ingin tahu dengan
pertanyaan-pertanyaan dan merancang cara menjawab rasa ingin tahu dan menemukan
jawaban.
Organization
”Hai
orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan
pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama!”( An Nisa’; 71)
Belajar
terdiri dari banyak unsur, yaitu pelajaran dan keterampilan akademis,
keterampilan berpikir, keterampilan berkomunikasi dan keterampilan manajemen.
Motivation
Tidakkah
kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit( Ibrahim; 24)
Amal
itu tergantung niatnya (al hadits), Untuk dapat memberikan motivasi seorang
guru harus memiliki motivasi yang lebih, untuk mampu mengajar dengan tekhnik
motivasi yang memotifasi maka guru harus memiliki kemampuan menguasai tekhnik
presentasi yang optimal. Application; Seorang ulama (orang yang berilmu) yang tanpa
amalan seperti lampu membakar dirinya sendiri (Berarti amal perbuatan harus
sesuai dengan ajaran-ajarannya). (HR. Ad-Dailami) Puncaknya ilmu adalah amal.
Banyak lulusan sekolah merasa bingung ketika keluar dari sekolah dalam
menerapkan ilmu. Dengan demikian hendaknya guru mampu memvisualisasikan ilmu
pengetahuan pada dunia praktis, mengembangkan aplikasi ilmu dalam berbagai
bidang kehidupan.
Spiritual
Kekuatan spiritual terletak pada kelurusan dan kebersihan
hati nurani, roh, pikiran, jiwa, emosi. Bahan bakar motif yang paling kuat ada
pada nilai-nilai, doktrin dan ideologi atau faktor spiritual. Dengan demikian
guru harus mampu mendidik dengan turut menyertakan nilai-nilai spiritual,
karena ini merupakan faktor mendasar untuk kesuksesan jangka panjang.
Bertingkat-Tingka