Thursday, 10 March 2016

KEBUTUHAN PESERTA DIDIK



KEBUTUHAN PESERTA DIDIK
A.   PENDAHULUAN
Pemenuhan kebutuhan siswa, disamping bertujuan untuk memberikan meteri kegiatan setepat mungkin, juga sebagai materi pelajaran yang sudah  di sesuaikan dengan kebutuhan, biasanya menjadi lebih menarik. Dengan demikian, akan membantu proses belajar – mengajar.[1]
B.   PEMBAHASAN
Peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase perkembangan atau  pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran.
Jadi Kebutuhan Peserta Didik adalah sesuatu kebutuhan yang harus didapatkan oleh peserta didik untuk mendapat kedewasaan ilmu. Kebutuhan peserta didik tersebut wajib dipenuhi atau diberikan oleh pendidik kepada peserta didiknya.
Kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi yaitu :
1.      Kebutuhan fisik
Proses pertumbuhan fisik ini dibagi dalam 3 tahap :
a.       Peserta didik pada usia 0 – 7 tahun, pada masa ini ini peserta didik masih mengalami masa kanak – kanak.
b.      Peserta didik pada usia 7 – 14 tahun, pada usia ini biasanya peserta didik tengah mengalami masa sekolah yang didukung dengan peralihan pendidikan formal.
c.       Peserta didik pada 14 – 21 tahun, pada masa ini peserta didik mulai mengalami masa pubertas yang akan membawa pada kedewasaan.[2]

2.      Kebutuhan jasmani
Hal ini berkaitan dengan tuntutan siswa yang bersifat jasmaniah, baik yang menyangkut kesehatan jasmani, yang dalam hal ini olahraga menjadi materi utama. Disamping itu kebutuhan – kebutuhan lain seperti makan, minum, tidur, pakaian, dan sebagainya, perlu mendapat perhatian.
3.      Kebutuhan sosial
Social adalah suatu lingkungan hidup yang berhubungan langsung dengan masyarakat agar peserta didik dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Kebutuhan sosial ini untuk memberi pengakuan pada seseorang peserta didik yang pada hakekatnya adalah seorang individu yang ingin diterima eksisentinya atau keberadaannya dalam lingkungan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dirinya itu sendiri. Didalam al – Quran juga dijelaskan dalam (Q.S AL- hujurat, 49 :13)
$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.sŒ 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© Ÿ@ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$#    öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ׎Î7yz ÇÊÌÈ  
Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Pemenuhan kebutuhan untuk saling bergaul sesama siswa dan guru serta orang lain, merupakan salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan social peserta didik. Dalam hal ini sekolah harus dipandang sebagai lembaga para tempat siswa belajar, bergaul dan beradaptasi dengan lingkungan, sepeti misalnya bergaul bersama teman yang berbeda jenis kelamin, suku bangsa, agama, status social dan kecakapan [3]. Guru harus dapat membangkitkan semangat kerja, sehingga dapat dikembangkan sebagai metode untuk mengajarkan sesuatu, misalnya metode belajar kelompok.[4]
4.      Kebutuhan untuk mendapatkan status
Kebutuhan mendapatkan status adalah suatu yang dibutuhkan peserta didik untuk mendapatkan tempat dalam suatu lingkungan. Hal ini sangat dibutuhkan peserta didik terutama masa pubertas dengan tujuan untuk menumbuhkan sikap kemandirian, identitas serta menumbuhkan rasa kebanggaan diri dalam lingkungan masyarakat.
5.      Kebutuhan mandiri
Kebutuhan mandiri ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk menghilangkan sifat pemberontak pada diri peserta didik, serta rasa tidak puas akan kepercayaan dari orang tua atau pendidik.
6.      Kebutuhan untuk berprestasi
Peserta didik harus mampu mendapatkan kebutuhan mendapatkan status dan kebutuhan mandiri. Karena kedua hal ini sangat berkaitan erat dengan kebutuhan berprestasi, jika peserta didik telah mendapatkan kebutuhan ini, maka secara langsung di sudah mendapatkan kepercayaan diri kemandirian.
7.      Kebutuhan ingin disayangi dan dicintai
Kebutuhan ini sanagtlah berpengaruh pada pembentukan mental dan prestasi dari seorang peserta didik. Sikap kasih sayang dari orang tua akan sangat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mendapatkan prestasi, dibandingkan dengan sikap yang kakau akan menghambat proses pertumbuhan dan perkembangan sikap mentalnya. Didalam agama islam, umat islam menyakini kasih sayang paling indah adalah kasih sayang ALLAH.
8.      Kebutuhan untuk curhat
Seorang peserta didik mengahadapi masa pubertas, maka peserta didik itu tengah mulai mendapatkan problema – problema keremajaan. Kebutuhan untuk curhat biasanya untuk mengurangi beban masalah yang dihadapi. Tindakan ini akan membuat peserta didik merasa bahwa apa yang dirasakan  oleh orang lain. Namun ketika dia tidak memiliki kesempatan untuk berbagi dengan orang lain, ini akan membuatnya tidak percaya diri, merasa dilecehkan dan masalahnya terus menumpuk yang akan memacu pada emosi peserta didik untuk melakukan hal – hal yang berjalan kearah keburukan atau negatif.
9.      Kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup
Filsafat hidup sangat erat kaitannya dengan agama karena agamalah yang akan membimbing manusia untuk mendapatkan dan mengetahui apa sebenarnya tujuan dari filsafat hidup, sehingga tidak seorang pun yang menbutuhkan agama.
Agama adalah fitrah yang diberikan Allah Swt dalam kehidupan manusia, sehingga seorang peserta didik mengalami masa kanak – kanak dan memiliki rasa iman. Namun rasa iman ini akan hilang seiring dengan perkembangan peserta didik.[5] Ketika peserta didik itu keluar dari masa kanak – kanak dia akan berkembang dan berpikir siapa yang menciptakan saya. (QS. Saba 34 :6)
ö@è% ¨bÎ) În1u äÝÝ¡ö6tƒ s-øÎh9$# `yJÏ9 âä!$t±o âÏø)tƒur £`Å3»s9ur uŽsYò2r& Ĩ$¨Z9$# Ÿw tbqßJn=ôètƒ ÇÌÏÈ  
Artinya : Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya). akan tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui".
10.  Kebutuhan intelektual
Setiap siswa tidak sama dalam hal minat untuk mempelajari sesuatu ilmu pengetahuan. Mungkin ada yang berminat lebih belajar ekonomi, sejarah, biologi, atau yang lain – lain. Minat semacam ini tidak dapat dipaksakan , kalau ingin mencapai hasil belajar yang optimal.
Robbert J. Havigurst dalam bukunya “Human Development and Education “ mengemukakan suatu cara untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan peserta didik. Menurut tokoh ini bahwa setiap orang harus memenuhi tugas. Tugas tertentu dalam kehidupan sehari – hari . pemenuhan tugas – tugas itulah disebut dengan development tasked yang berarti akan memberikan kepuasan dan kebahagiaan.
Ada beberapa development tasked yang harus dipenuhi oleh setiap peserta didik, yaitu :
o   Memahami dan menerima dengan baik keadaan jasmani
Perkembanagn setiap individu berbeda – beda, ada yang cepat dan ada yang lambat. Oleh karena itu tidak aneh jika menimbulkan problema atau kesulitan. Guru harus dapat memberikan motivasi dan pengertian sehingga peserta didik dapat memahami kenyataan tersebut.
o   Memperoleh hubungan yang memuaskan dengan teman – teman sebaya
Pada umumnya anak – anak yang sebaya pada tingkat usia tertentu selalu ingin berkelompok. Tetapi pada suatu ketika harus mampu melepaskan diri dari kelompoknya dan mencari hubungan yang lebih luas. Juga upaya bergaul dengan teman – teman lain jenis kelamin, hal ini sangat memerlukan bantuan dari pendidik agar peserta didik dapat mengembangkan pergaulannya secara luas dan konstruktif.[6]
o   Mencapai hubungan yang lebih matang dengan orang dewasa
Pada usia tertentu, terutama menginjak pemuda berkembang suatu disparatis yaitu keinginan untuk memisahkan atau ketergantungan dari orang tuanya.
o   Mencapai kematangan emosional
Menginjak usia pemuda, harus belajar mampu mengendalikan emosi. menghindari pernyataan emosi yang berlebihan, dan harus mampu menampilkan kediriannya secara mantap.
o   Mencapai kematangan intelektual
Peserta didik harus dilatih untuk mematangkan kemampuan intelektualnya. Sebagai warga belajar yang setiap kali melakukan kegiatan belajar, harus dapat berkembang pemikirannya kearah berpikir obyektif dan rasional, tidak emosional. Dalam hal ini peran guru sangat berperan penting dalam upaya mengarahkan anak didiknya agar dapat mencapai kematangan intelektualnya.
o   Membentuk pandangan hidup
Dalam rangka menuju tingkat kedewasaan, maka pemuda atau anak didik harus sudah mulai membentuk sistem nilai atau norma – norma yang utuh. Dapat memahami mana yang baik dan mana yang buruk, termasuk mengetahui mana yang harus dikerjakan dan mana yang tidak boleh dikerjakan . Hal ini sangat penting, sebab dasar dalam mengembangkan kehidupan.
o   Mempersiapkan diri untuk mendirikan rumah tangga sendiri
Perlu diketahui bahwa seseorang atau peserta didik itu tidak mendapatkan pendidikan khusus untuk menjadi seorang bapak atau ibu. Tetapi jalan menuju kearah itu dalam kegiatan belajar – mengajar perlu di formulasikan , misalnya dalam pembentuk motivasi kearah kemandirian hidup. Memberikan motivasi pada seseorang peserta didik, berarti menggerakkan siswa untuk melakakukan sesuatu, atau ingin melakukan sesuatu.
 Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa motivasi, akan selalu berkait dengan soal kebutuhan. Sebab seseorang akan terdorong melakukan sesuatu bila merasa ada suatu kebutuhan. Kebutuhan ini timbul karena adanya keadaan yang tidak seimbang, tidak serasi atau rasa ketegangan yang menuntut suatu kepuasan.[7]
Menurut Morgan dan ditulis kembali oleh S.Nasution, manusia hidup dengan memiliki berbagai kebutuhan :[8]
1.      Kebutuhan untuk berbuat sesuatu aktivitas
Hal ini sangat penting bagi anak karena perbuatan sendiri itu mengandung suatu kegembiraan baginya. Sesuai dengan konsep ini, bagi orang tua yang memaksa anak untuk diam dirumah saja adalah bertentangan dengan hakikat anak.
2.      Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain.
Banyak orang yang dalam kehidupannya memiliki motivasi untuk banyak berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain. Harga dari seseorang dapat di nilai dari berhasil tidaknya usaha memberikan kesenangan pada orang lain. Hal ini sudah barang tentu merupakan kepuasan dan kebahagiaan tersendiri bagi orang yang melakukan kegiatan tersebut. Konsep ini dapat diterapkan pada berbagai kegiatan misalnya, para peserta didik rajin / relah belajar apabila di berikan motivasi untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar untuk orang yang disukainya(misalnya bekerja, belajar demi orang tua, atau orang yang sudah dewasa akan bekerja, belajar demi seseorang calon teman hidupnya).[9]
3.      Kebutuhan untuk mencapai hasil
Suatu pekerjaan atau kegiatan belajar itu akan berhasil baik, kalau disertai dengan “pujian”. Asfek “pujian “ ini merupakan dorongan bagi seseorang untuk bekerja dan belajar dengan giat. Apabila hasil pekerjaan atau sudah belajar tidak dihiraukan orang lain/guru atau orang tua misalnya, boleh jadi kegiatan menjadi berkurang. Dalam kegiatan belajar mengajar istilahnya perlu dikembangkan unsure pujian.
4.      Kebutuhan untuk menghadapi kesulitan
Suatu kesulitan atau hambatan cacat, mungkin menimbulkan rasa rendah diri, tetapi hal ini menjadi dorongan untuk menjadi kompensasi dengan usaha yang tekun dan luar biasa, sehingga tercapai kelebihan / keunggulan dalam bidang tertentu.
Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu berkaitan dengan soal kebutuhan :
a.       Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat dan sebagainya.
b.      Kebutuhan akan keamanan, yakni rasa aman, bebas dari rasa takut dan kecemasan.
c.       Kebutuhan akan cinta dan kasih : kasih, rasa diterimah dalam suatu masyarakat atau golongan (keluarga, sekilah dan kelompok ).
d.      Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat denagn usaha, mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, social pembentukan pribadi.
Motivasi yang ada pada diri peserta didik itu memiliki ciri – ciri sebagai berikut :[10]
a.       Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum sesesai).
b.      Ulet menghadapi kesulitan ( tidak cepat pitus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan presrasi yang telah dicapainya )
c.       Menunjukkan minat terhadap bermacam – macam masalah.” Untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindakan criminal, amoral, dan sebagainya).
d.      Lebih senang bekerja sendiri.
e.       Cepat bosan pada tugas – tugas yang rutin( hal – hal yang sifat mekanis , berulang – ulang begitu saja sehingga kurang kreatif ).
f.       Dapat mempertahankan pendapatnya kalau sudah yakin kan sesuatu.
g.      Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
h.      Senang mencari dan memecahkan masalah soal – soal.
C.   PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi yaitu :
1.      Kebutuhan fisik
2.      Kebutuhan jasmani
3.      Kebutuhan social
4.      Kebutuhan untuk mendapatkan status
5.      Kebutuhan mandiri
6.      Kebutuhan untuk berprestasi
7.      Kebutuhan ingin disayangi dan dicintai
8.      Kebutuhan untuk curhat
9.      Kebutuhan untuk memilih falsafah hiup
10.  Kebutuhan intelektual
Peserta didik adalah sentral kegiatan dan pihak yang mempunyai tujuan. Peserta didik yang sebenarnya memiliki berbagai kebutuhan yang harus di penuhi misalnya, kebutuhan jasmani, kebutuhan social, dan kebutuhan intelektual. Jika peserta didikadapat memenuhi kebutuhan kalau sudah merasa puas dengan memenuhi development tasked..
Motivasi selalu terkait dengan soal kebutuhan. Ada beberapa jenis kebutuhan misalnya : kebutuhan untuk menyenangkan orang lain, kebutuhan untuk mencapai hasil, kebutuhan untuk mengatasi kesulitan. Sehubungan dengan itu ada beberapa teori motivasi yang berpangkal pada kebutuhan peserta didik yakin, kebutuhan fisiolofis, ingin rasa aman, cinta kasih dan mewujudkan diri sendiri.


DAFTAR PUSTAKA
Nasution, s., didaktik asas- asas mengajar, jemmars , bandung.
Pengantar ke proses belajar mengajar, departemen pendidikan dan kebudayaan, direktorat jendral pendidikan tinggi, proyek NKK 1979.
Sardima AM,interaksi dan motivasi belajar mengajar, raja grafindo persada. 1986
Sardiman Am, profesi dan tinjauan guru disekolah dengan sedikit tinjauan cultural, cakrawala pendidikan.  Yogyakarta, agustus 1981.
Winarno surakhmad. Pengantar interaksi belajar mengajar dasar dan teknik pengajaran, transito, bandung, 1982
Widodo, filsafat manusi dalam islam. Pustaka belajar. Yogyakarta,1996
Drs. Abu ahmadi, ilmu pendidikan, cet II. PT Rineka cipta, Jakarta.


[1] Pengantar ke proses belajar mengajar, departemen pendidikan dan kebudayaan, direktorat jendral pendidikan tinggi, proyek NKK 1979.
[2] Drs. Abu ahmadi, ilmu pendidikan, cet II. PT Rineka cipta, Jakarta. hal 42
[3] Sardiman Am, profesi dan tinjauan guru disekolah dengan sedikit tinjauan cultural, cakrawala pendidikan, no.3 vol I, Yogyakarta, agustus 1981.
[4] Ramayulis, ilmu pendidikan islam, kalam mulia. Jakarta 2006
[5] Widodo, filsafat manusi dalam islam. Pustaka belajar. Yogyakarta,1996
[6] ibid
[7] Sardima AM,interaksi dan motivasi belajar mengajar, raja grafindo persada. 1986
[8] Nasution, s., didaktik asas- asas mengajar, jemmars , bandung
[9] Winarno surakhmad. Pengantar interaksi belajar mengajar dasar dan teknik pengajaran, transito, bandung, 1982

[10]ibid

No comments:

Post a Comment