KEBUTUHAN
PESERTA DIDIK
A. PENDAHULUAN
Pemenuhan kebutuhan siswa, disamping bertujuan untuk
memberikan meteri kegiatan setepat mungkin, juga sebagai materi pelajaran yang
sudah di sesuaikan dengan kebutuhan,
biasanya menjadi lebih menarik. Dengan demikian, akan membantu proses belajar –
mengajar.[1]
B. PEMBAHASAN
Peserta didik adalah seorang individu yang tengah
mengalami fase perkembangan atau
pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran.
Jadi
Kebutuhan Peserta Didik adalah sesuatu kebutuhan yang harus didapatkan oleh
peserta didik untuk mendapat kedewasaan ilmu. Kebutuhan peserta didik tersebut
wajib dipenuhi atau diberikan oleh pendidik kepada peserta didiknya.
Kebutuhan
peserta didik yang harus dipenuhi yaitu :
1. Kebutuhan fisik
Proses pertumbuhan
fisik ini dibagi dalam 3 tahap :
a. Peserta didik pada usia 0 – 7 tahun,
pada masa ini ini peserta didik masih mengalami masa kanak – kanak.
b. Peserta didik pada usia 7 – 14 tahun,
pada usia ini biasanya peserta didik tengah mengalami masa sekolah yang
didukung dengan peralihan pendidikan formal.
c. Peserta didik pada 14 – 21 tahun, pada
masa ini peserta didik mulai mengalami masa pubertas yang akan membawa pada
kedewasaan.[2]
2. Kebutuhan jasmani
Hal ini berkaitan dengan tuntutan siswa yang
bersifat jasmaniah, baik yang menyangkut kesehatan jasmani, yang dalam hal ini
olahraga menjadi materi utama. Disamping itu kebutuhan – kebutuhan lain seperti
makan, minum, tidur, pakaian, dan sebagainya, perlu mendapat perhatian.
3. Kebutuhan sosial
Social
adalah suatu lingkungan hidup yang berhubungan langsung dengan masyarakat agar
peserta didik dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Kebutuhan sosial ini
untuk memberi pengakuan pada seseorang peserta didik yang pada hakekatnya
adalah seorang individu yang ingin diterima eksisentinya atau keberadaannya
dalam lingkungan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dirinya itu sendiri. Didalam
al – Quran juga dijelaskan dalam (Q.S AL- hujurat, 49 :13)
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.s 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© @ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4
¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4
¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ×Î7yz ÇÊÌÈ
Artinya
: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Pemenuhan
kebutuhan untuk saling bergaul sesama siswa dan guru serta orang lain,
merupakan salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan social peserta didik. Dalam
hal ini sekolah harus dipandang sebagai lembaga para tempat siswa belajar,
bergaul dan beradaptasi dengan lingkungan, sepeti misalnya bergaul bersama
teman yang berbeda jenis kelamin, suku bangsa, agama, status social dan
kecakapan [3].
Guru harus dapat membangkitkan semangat kerja, sehingga dapat dikembangkan
sebagai metode untuk mengajarkan sesuatu, misalnya metode belajar kelompok.[4]
4. Kebutuhan untuk mendapatkan status
Kebutuhan
mendapatkan status adalah suatu yang dibutuhkan peserta didik untuk mendapatkan
tempat dalam suatu lingkungan. Hal ini sangat dibutuhkan peserta didik terutama
masa pubertas dengan tujuan untuk menumbuhkan sikap kemandirian, identitas
serta menumbuhkan rasa kebanggaan diri dalam lingkungan masyarakat.
5. Kebutuhan mandiri
Kebutuhan
mandiri ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk menghilangkan sifat pemberontak
pada diri peserta didik, serta rasa tidak puas akan kepercayaan dari orang tua
atau pendidik.
6. Kebutuhan untuk berprestasi
Peserta
didik harus mampu mendapatkan kebutuhan mendapatkan status dan kebutuhan
mandiri. Karena kedua hal ini sangat berkaitan erat dengan kebutuhan
berprestasi, jika peserta didik telah mendapatkan kebutuhan ini, maka secara
langsung di sudah mendapatkan kepercayaan diri kemandirian.
7. Kebutuhan ingin disayangi dan dicintai
Kebutuhan
ini sanagtlah berpengaruh pada pembentukan mental dan prestasi dari seorang
peserta didik. Sikap kasih sayang dari orang tua akan sangat memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk mendapatkan prestasi, dibandingkan dengan
sikap yang kakau akan menghambat proses pertumbuhan dan perkembangan sikap
mentalnya. Didalam agama islam, umat islam menyakini kasih sayang paling indah
adalah kasih sayang ALLAH.
8. Kebutuhan untuk curhat
Seorang
peserta didik mengahadapi masa pubertas, maka peserta didik itu tengah mulai
mendapatkan problema – problema keremajaan. Kebutuhan untuk curhat biasanya
untuk mengurangi beban masalah yang dihadapi. Tindakan ini akan membuat peserta
didik merasa bahwa apa yang dirasakan oleh
orang lain. Namun ketika dia tidak memiliki kesempatan untuk berbagi dengan
orang lain, ini akan membuatnya tidak percaya diri, merasa dilecehkan dan
masalahnya terus menumpuk yang akan memacu pada emosi peserta didik untuk
melakukan hal – hal yang berjalan kearah keburukan atau negatif.
9. Kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup
Filsafat
hidup sangat erat kaitannya dengan agama karena agamalah yang akan membimbing
manusia untuk mendapatkan dan mengetahui apa sebenarnya tujuan dari filsafat
hidup, sehingga tidak seorang pun yang menbutuhkan agama.
Agama
adalah fitrah yang diberikan Allah Swt dalam kehidupan manusia, sehingga
seorang peserta didik mengalami masa kanak – kanak dan memiliki rasa iman.
Namun rasa iman ini akan hilang seiring dengan perkembangan peserta didik.[5]
Ketika peserta didik itu keluar dari masa kanak – kanak dia akan berkembang dan
berpikir siapa yang menciptakan saya. (QS. Saba 34 :6)
ö@è% ¨bÎ) În1u äÝÝ¡ö6t s-øÎh9$# `yJÏ9 âä!$t±o âÏø)tur £`Å3»s9ur usYò2r& Ĩ$¨Z9$# w tbqßJn=ôèt ÇÌÏÈ
Artinya
: Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang
dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya). akan tetapi
kebanyakan manusia tidak Mengetahui".
10. Kebutuhan intelektual
Setiap siswa tidak sama dalam hal minat untuk
mempelajari sesuatu ilmu pengetahuan. Mungkin ada yang berminat lebih belajar
ekonomi, sejarah, biologi, atau yang lain – lain. Minat semacam ini tidak dapat
dipaksakan , kalau ingin mencapai hasil belajar yang optimal.
Robbert J. Havigurst dalam bukunya “Human
Development and Education “ mengemukakan suatu cara untuk memenuhi kebutuhan –
kebutuhan peserta didik. Menurut tokoh ini bahwa setiap orang harus memenuhi
tugas. Tugas tertentu dalam kehidupan sehari – hari . pemenuhan tugas – tugas
itulah disebut dengan development tasked yang berarti akan memberikan
kepuasan dan kebahagiaan.
Ada beberapa development tasked yang harus
dipenuhi oleh setiap peserta didik, yaitu :
o Memahami dan menerima dengan baik
keadaan jasmani
Perkembanagn setiap individu berbeda – beda, ada
yang cepat dan ada yang lambat. Oleh karena itu tidak aneh jika menimbulkan
problema atau kesulitan. Guru harus dapat memberikan motivasi dan pengertian
sehingga peserta didik dapat memahami kenyataan tersebut.
o Memperoleh hubungan yang memuaskan
dengan teman – teman sebaya
Pada umumnya anak – anak yang sebaya pada tingkat
usia tertentu selalu ingin berkelompok. Tetapi pada suatu ketika harus mampu
melepaskan diri dari kelompoknya dan mencari hubungan yang lebih luas. Juga
upaya bergaul dengan teman – teman lain jenis kelamin, hal ini sangat
memerlukan bantuan dari pendidik agar peserta didik dapat mengembangkan
pergaulannya secara luas dan konstruktif.[6]
o Mencapai hubungan yang lebih matang
dengan orang dewasa
Pada usia tertentu, terutama menginjak pemuda berkembang
suatu disparatis yaitu keinginan untuk memisahkan atau ketergantungan dari
orang tuanya.
o Mencapai kematangan emosional
Menginjak usia pemuda, harus belajar mampu
mengendalikan emosi. menghindari pernyataan emosi yang berlebihan, dan harus
mampu menampilkan kediriannya secara mantap.
o Mencapai kematangan intelektual
Peserta didik harus dilatih untuk mematangkan
kemampuan intelektualnya. Sebagai warga belajar yang setiap kali melakukan
kegiatan belajar, harus dapat berkembang pemikirannya kearah berpikir obyektif
dan rasional, tidak emosional. Dalam hal ini peran guru sangat berperan penting
dalam upaya mengarahkan anak didiknya agar dapat mencapai kematangan
intelektualnya.
o Membentuk pandangan hidup
Dalam rangka menuju tingkat kedewasaan, maka pemuda
atau anak didik harus sudah mulai membentuk sistem nilai atau norma – norma
yang utuh. Dapat memahami mana yang baik dan mana yang buruk, termasuk mengetahui
mana yang harus dikerjakan dan mana yang tidak boleh dikerjakan . Hal ini sangat
penting, sebab dasar dalam mengembangkan kehidupan.
o Mempersiapkan diri untuk mendirikan
rumah tangga sendiri
Perlu diketahui bahwa seseorang atau peserta didik
itu tidak mendapatkan pendidikan khusus untuk menjadi seorang bapak atau ibu.
Tetapi jalan menuju kearah itu dalam kegiatan belajar – mengajar perlu di
formulasikan , misalnya dalam pembentuk motivasi kearah kemandirian hidup. Memberikan
motivasi pada seseorang peserta didik, berarti menggerakkan siswa untuk melakakukan
sesuatu, atau ingin melakukan sesuatu.
Dengan
demikian dapat ditegaskan bahwa motivasi, akan selalu berkait dengan soal
kebutuhan. Sebab seseorang akan terdorong melakukan sesuatu bila merasa ada
suatu kebutuhan. Kebutuhan ini timbul karena adanya keadaan yang tidak
seimbang, tidak serasi atau rasa ketegangan yang menuntut suatu kepuasan.[7]
Menurut Morgan dan ditulis kembali oleh S.Nasution,
manusia hidup dengan memiliki berbagai kebutuhan :[8]
1. Kebutuhan untuk berbuat sesuatu
aktivitas
Hal ini sangat penting bagi anak karena perbuatan
sendiri itu mengandung suatu kegembiraan baginya. Sesuai dengan konsep ini,
bagi orang tua yang memaksa anak untuk diam dirumah saja adalah bertentangan
dengan hakikat anak.
2. Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain.
Banyak orang yang dalam kehidupannya memiliki
motivasi untuk banyak berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain. Harga dari
seseorang dapat di nilai dari berhasil tidaknya usaha memberikan kesenangan
pada orang lain. Hal ini sudah barang tentu merupakan kepuasan dan kebahagiaan
tersendiri bagi orang yang melakukan kegiatan tersebut. Konsep ini dapat
diterapkan pada berbagai kegiatan misalnya, para peserta didik rajin / relah
belajar apabila di berikan motivasi untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
untuk orang yang disukainya(misalnya bekerja, belajar demi orang tua, atau orang
yang sudah dewasa akan bekerja, belajar demi seseorang calon teman hidupnya).[9]
3. Kebutuhan untuk mencapai hasil
Suatu pekerjaan atau kegiatan belajar itu akan berhasil
baik, kalau disertai dengan “pujian”. Asfek “pujian “ ini merupakan dorongan
bagi seseorang untuk bekerja dan belajar dengan giat. Apabila hasil pekerjaan
atau sudah belajar tidak dihiraukan orang lain/guru atau orang tua misalnya,
boleh jadi kegiatan menjadi berkurang. Dalam kegiatan belajar mengajar
istilahnya perlu dikembangkan unsure pujian.
4. Kebutuhan untuk menghadapi kesulitan
Suatu kesulitan atau hambatan cacat, mungkin
menimbulkan rasa rendah diri, tetapi hal ini menjadi dorongan untuk menjadi
kompensasi dengan usaha yang tekun dan luar biasa, sehingga tercapai kelebihan
/ keunggulan dalam bidang tertentu.
Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi
yang selalu berkaitan dengan soal kebutuhan :
a. Kebutuhan fisiologis, seperti
lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat dan sebagainya.
b. Kebutuhan akan keamanan, yakni rasa
aman, bebas dari rasa takut dan kecemasan.
c. Kebutuhan akan cinta dan kasih
: kasih, rasa diterimah dalam suatu masyarakat atau golongan (keluarga,
sekilah dan kelompok ).
d. Kebutuhan untuk mewujudkan diri
sendiri, yakni mengembangkan bakat denagn usaha, mencapai hasil dalam bidang
pengetahuan, social pembentukan pribadi.
Motivasi yang ada pada diri peserta didik itu
memiliki ciri – ciri sebagai berikut :[10]
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja
terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum sesesai).
b. Ulet menghadapi kesulitan ( tidak cepat
pitus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik
mungkin (tidak cepat puas dengan presrasi yang telah dicapainya )
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam –
macam masalah.” Untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama,
politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap
tindakan criminal, amoral, dan sebagainya).
d. Lebih senang bekerja sendiri.
e. Cepat bosan pada tugas – tugas yang
rutin( hal – hal yang sifat mekanis , berulang – ulang begitu saja sehingga
kurang kreatif ).
f. Dapat mempertahankan pendapatnya kalau
sudah yakin kan sesuatu.
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini
itu.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah
soal – soal.
C. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kebutuhan
peserta didik yang harus dipenuhi yaitu :
1. Kebutuhan fisik
2. Kebutuhan jasmani
3. Kebutuhan social
4. Kebutuhan untuk mendapatkan status
5. Kebutuhan mandiri
6. Kebutuhan untuk berprestasi
7. Kebutuhan ingin disayangi dan dicintai
8. Kebutuhan untuk curhat
9. Kebutuhan untuk memilih falsafah hiup
10. Kebutuhan intelektual
Peserta didik adalah sentral kegiatan dan pihak yang
mempunyai tujuan. Peserta didik yang sebenarnya memiliki berbagai kebutuhan
yang harus di penuhi misalnya, kebutuhan jasmani, kebutuhan social, dan
kebutuhan intelektual. Jika peserta didikadapat memenuhi kebutuhan kalau sudah
merasa puas dengan memenuhi development tasked..
Motivasi selalu terkait dengan soal kebutuhan. Ada
beberapa jenis kebutuhan misalnya : kebutuhan untuk menyenangkan orang lain,
kebutuhan untuk mencapai hasil, kebutuhan untuk mengatasi kesulitan. Sehubungan
dengan itu ada beberapa teori motivasi yang berpangkal pada kebutuhan peserta
didik yakin, kebutuhan fisiolofis, ingin rasa aman, cinta kasih dan mewujudkan
diri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, s., didaktik asas-
asas mengajar, jemmars , bandung.
Pengantar ke proses belajar mengajar,
departemen pendidikan dan kebudayaan, direktorat jendral pendidikan tinggi,
proyek NKK 1979.
Sardima AM,interaksi dan motivasi belajar
mengajar, raja grafindo persada. 1986
Sardiman Am, profesi dan tinjauan guru disekolah
dengan sedikit tinjauan cultural, cakrawala pendidikan. Yogyakarta, agustus 1981.
Winarno surakhmad. Pengantar interaksi belajar
mengajar dasar dan teknik pengajaran, transito, bandung, 1982
Widodo, filsafat manusi dalam
islam. Pustaka belajar. Yogyakarta,1996
Drs. Abu ahmadi, ilmu pendidikan, cet II. PT Rineka
cipta, Jakarta.
[1] Pengantar ke proses belajar
mengajar, departemen pendidikan dan kebudayaan,
direktorat jendral pendidikan tinggi, proyek NKK 1979.
[2] Drs. Abu ahmadi,
ilmu pendidikan, cet II. PT Rineka cipta, Jakarta. hal 42
[3]
Sardiman
Am, profesi dan tinjauan guru disekolah dengan sedikit tinjauan cultural,
cakrawala pendidikan, no.3 vol I, Yogyakarta, agustus 1981.
[4] Ramayulis, ilmu
pendidikan islam, kalam mulia. Jakarta 2006
[5] Widodo, filsafat manusi dalam islam. Pustaka belajar.
Yogyakarta,1996
[6] ibid
[9] Winarno
surakhmad. Pengantar interaksi belajar mengajar dasar dan teknik pengajaran,
transito, bandung, 1982
No comments:
Post a Comment