A. Pendahuluan
Dengan adanya ilmu tasawuf orang Indonesia melukislam
dikarenakan islamisasi Indonesia mulai dalam masa ketika corak pemikiran yang
dominan di dunia islam. Pikiran- pikiran
para sufi terkemuka ibn al arabi dan abu
hamid al ghozali .[1]
Secara relative tarekat merupaka tarif paling akhir
dari perkembangan tasawuf, tetapi menjelang akhir abd ke tiga belas , ketika
orang Indonesia mulai berpaling kepada islam , tarekat justru berada di puncak
kejayaannya. Kata tarekat secara harfiah berarti jalan mengacu baik kepada
system latihan meditasi Maupin amalan ( muraqobah, dzikir, wirid dan sebagainya
) dan dihubungkan dengan sederet guru sufi dan organisasi rang tumbuh disekitar
metode sufi yang khas ini.
Tarekat tidak saja memiliki fungsi keagamaan ,
setiap tarekat merupakan semacam keluarga besar, dan semua anggotanya
menganggap dirinya bersaudara satu sama lain. suatu analisis yang dilakukan
terhadap majalah popular amanah menunjukkan bahwa tasawuf dan tarekat tetap
merupakan pokok yang merupakan bagian terbesar pembaca majalah tersebut.
Di indonesia banyak terdapat macam-macam tarekat dan
organisasi yang mirip tarekat. Beberapa diantaranya hanya merupakan tarekat
local yang berdasarkan pada ajaran-ajaran dan amalan-amalan guru tertentu,
umpamanya wahidia dan shiddiqiyah di jawa timur atau tarekat sahadatain di jawa
tengah. Dan untuk menarik garis perbedaan
yang tegas antara tarekat semacam itu dengan aliran kebatinan
hamper - hamper mustahil ternyata banyak
aliran kebatinan bahkan tampaknya anti islam dan bersumber pada kepercayaan
leluhur sesungguhnya sangat di pengaruhi tasawuf). Tarekat lainnya biasanya yang
lebih besar sebetulnya merupakan cabang-cabang dari internasional , misalnya
tarekat khalwatiyah, (tarekat yang kuat di sulawase tengah), syattariyah (
sumatera barat dan jawa ), syadzillia ( jawa tengah ), qadiriyah, rifa’iyah,
idrisiyah atau ahmadiyah dan yang paling besar naqsyabandiyah.
B. PENGERTIAN TAREKAT
Salah satu hal yang berkenaan dengan lingkungan
tasawuf adalah tarekat atau suluk. Tak lengkap pembicaraan tasawuf tanpa
mengenai tarekat. Tarekat secara etimologi berasal dari bahasa arab tariqah,.
Tariqah berarti jalan, cara, metode,. Secara terminology, tarekat bermakna
aturan – aturan berupa renungan batin dan bernagai riyadah yang ditentukan
sufi.[2]
Sufi – sufi yang ikut dalam tarekat menggambarkan dirinya yang mencari tuhan
bagaikan pengenbara, mereka melangkah maju dari satu thap ke tahap berikutnya,
tahapa itu disebut dengan maqamat, ja;lan yang mereka tempuh disebut dengan
tariqah. Tarekat atau jalan sufi ini begitu penting sehingga seringkalai ilmu
tasawuf disebut juga dengan ilmu suluq.
Tarekat dalam ilmu ajaran tasawuf dapat dirumuskan
dari ungkapan abad hakim hasan yang menyatakan bahwa tujuan tasawuf adalah
wusul atau menyatu pada Allah, seorang sufi menurutnya tidak berhasil kecuali
dengan upaya yang sungguh – sungguh.
Walaupun tarekat atau jalan menuju jalan allah itu
sangat banayak, tak terhitung jumlahnya, namun tarekat mengandung tiga langkah
, yaitu :
1. Tazkiyat, an nafs yaitu penyucian hati
melalui penguasaan dan pengendalian nafsu.
2. Tasfiyat al qalb yaitu membersihkan hati
melalui berkonsentrasi dengan dzikir kepada allah
3. Takhliyat as sirr[3]
yaitu bertemu dengan allah baik dengan fana fillah atau dengan terbuka hijab
melalui makrifat.
Praktik tarekat tidak terlepas dari
dua dasar yaitu mujahadah dan riyadah,
Mujahadah merupakan renungan kejiwaannuntuk
membersihkan diri. Sedangkan riyadah adalah amal – amal praktis sebagai sarana
pemutusan pikiran dan kesadaran hanya pada zat allah dengan penuh emosi atau
perasaan.
Seseorang penempuh jalan tarekat atau salik mencapai
tujuannya, ia mestilah melalui beberapa tahap dan keadaan. Ahmad sirhindi,[4]
memberikan pandangan yang berbeda tentang tarekat ini. Ia menyatakan tarekat
hanyalah salah satu dari tiga bagian syariah. Tiga bagian syariah itu
menurutnya ialah iman, amal tarekat atau hakikat . tarekat atau hakikat yang
menjadi praktik sufi akan membantunya mewujudkan ketiga bagian syariah itu.
C. PERKEMBANGAN TASAWUF
Para ahli baik dari kalangan orientalis maupun dari
kalangan islam sendiri berbeda pendapat tentang asal munculnya tasawuf dalam
islam.ada empat pendapat tentang asal tasawuf , yaitu, :
1. Tasawuf disebutkan dating dari india
melalui Persia
2. Tasawuf berasal dari aksetisme agama
nasrani[5]
3. Tasawuf berasal dari ajaran agama ialam
sendiri
4. Tasawuf berasala dari berbagai sumber
yang berbeda – beda kemudian menjelma menjadi satu konsep.
Dari empat pendapat itu, sebagian besar menyepakati
bahwa tasawuf sebenarnya berasal dari islm itu sendiri. Abd al qadir mahmid
menyimoulkan berbagai pendapat tentang asal usul tasawuf menjadi tiga aliran
yang sebenarnya asing bagi peneliti muslim , yaitu :
a. Aliran inggris dengan tokoh utama
Nicholson
Aliran ini
berupaya memahami tasawuf melalui tulisan dari karya – karya klasik serta
mempublikasikan dalam bahasa aslinya.
b. Aliran jerman dengan tokoh utama
goldziher, aliran ini berupaya mengidentifikasi asal usul tasawuf dalam sejarah
pemikiran islam .
c. Aliran prancis dengan tokoh utama L.
MASSIGNON yang merupaka aliran terluas kajinnya mengingat caku[pannya yang
meliputi gerakan orientalisme umumnya.
Perbedaan
pendapat muncul dari penulis dengan alas an
a. Ajaran al – qur’an dan sunnah nab.
Seperti fiqh yang merupakan interprestasi terhadap al- qur’an dan sunnah nabi,
tasawuf juga merupakan bagian dari penafsiran atas sumber utama islam terbesar
tersebut.
b. Suasana kehidupan yang mengejar
kemewahan, berebut harta kekayaan dan kesenangan pada masa dinasti ummayyah, memicu reaksi
sebagai umat islam untuk mengembangkan gaya hidup yang sebaliknya, mereka lebih
mengutamakan kehidupan rohani dan akhirat,
menolak gaya hidup kaum muslimin yang berlomba memperebutkan kemegahan dunia.
c. Reaksi tehadap fiqh dan teologi (ilmu
kalam ). Baik fiqh maupun kalam tidak memberikan kepuasan batin dan jiwa. Fiqh
lebih mementingkan formalitas dan legalitas dalam mejalankan agama . ilmu kalam
yang lebih bersifat fisologis memprioritas pemikirean rasional dalam memahami
ajaran islam. Hal ini dapat dilihat pada kasus imam al – ghozali . imam al –
ghozali yang poertama kali adalah ulama besar fiqh dan pendukung utama ilmu
kalam, akhirnya menjadi propagandis tasawuf yang utama, paling bersemangat dan
paling sukses.[6]
Menurut imam al ghozali , seorang yang ingin
memahami al-qur’an dan hadis harus membuat penafsiran dan menggali apa
sesungguhnya makna yang terkandung didalmnya, penalaran teologis tidak cukup
memadai untuk memahami rahasia al – qur’an,cara yang dapat diandalkan menurut
al ghozali hanya melalui kasyf.
Bila pembicaraan pertumbuhnan dan perkembangan
diarahkan pada esensi dan substansinya maka tasawuf telah ada pada masa Nabi.
Banyak para sahabat yang menjauhkan diri dari kehidupan duniawi, banyak
nberpuasa disiang hari, shalat di malam hari. Sehinggga nabi menegeur para
sahabat itu dengan ungkapan “ tubuhmu dan keluargamu mempunyai hak yang harus
kamu penuhi “ . namun pada masa Nabi dan sahabat belum dikenal istilah sufi
atau zahid, maka dapat dikatakan bahwa esensi tasawuf telah ada pada masa Nabi
namun tak punya nama.
Para pakar menyebutkan enam tahap perkembnagan
tasawuf, yaitu .;
1. Masa pembentukan, yaitu pada akhir abad
pertama hijriyah.
Pada masa
pembentukan ini, menurut abu al wafa at taftazani tasawuf memiliki karakter
sebagai, :
a. Menjauhkan diri dari dunia menuju
akhirat yang berakar pada nash agama, yang dilatarbelakangi oleh social
politik, coraknya sederhana bersifat praktis dan tujuannya untuk meningkatkan
moral.
b. Masih bersifat praktis , tidak menaruh
perhatian untuk menyusun prinsif – prinsif teoritis, sarana – sarang praktisnya
adalah hidup dalam letenangan dan kesenangan secara penuh, sedikit makan dan
minum, banayak beribadah dan mengingat Alllah SWT. Tasawuf pada masa ini mengarah
pada tujuan moral.
c. Motif zuhudnya adalah rasa takut, harap
dan rasa cinta , hal ii di cerminkan mereka melalui penyuciab diri .[7]
2. Masa pengembangan yaitu abad ke tiga
dari ke empat hijriyah.
Pada abad ini
sanga berbeda sama sekali dengan tasawuf pada abad sebelumnya, pada abad ini
tasawuf sudah bercorak kepanaan atau yang menjurus pada penyatuan hamba cengan tuhan.
Pada akhir abad
ketiga ini , para sufi berlomba – lomba pula menyatakan dan mempkuat pemikiran
tentang kesatuan penyaksian, [8]kesatuan
wujud, brhubungan dengan tuhankeindahan dan kesempurnaan tuhan, dan manusia
sempurna.
3. Masa konsolidasi, masa anata kompetisi
tasawuf sunni dan tasawuf falsafi, tasawuf sunni memenangkan kompetisi ini, dan
berkembang sedemikian rupa, tasawuf falsafi tenggelam dan muncul kembali pada
abad keenam.
4. Masa tasawuf falsafi,
Pada abad ke
eman hijriyah ia muncul menjadi dominan. Pada masa ini, muncul tareka yang
dikenal dengan tarekat qadiriyah yang [9]dibangun
oleh syek abduk qadir al jailani.
5. Masa pemurnian
Masa ini ditandai
dengan keadaan tasawuf yang muali di anggap bid’ah . tasawuf sudah mengabaikan
syariat dan hokum – hokum moral serta menghina ilmu pengetahuan, sufi hidup
dalam perilaku memalukan.
D. TAREKAT YANG DI AMALKAN
Prinsifnya tarekat merupakan perkumpulan sufi yang
di pimpin seorang guru, yang didalmnya diajarkan perbuatan dan pelaksanaan
syariat untuk mencapai hakikat.[10]
Di dalam tarekat itu seorang sufi harus membaiat guru, yaitu berjanji akan
mentaati semua petunjuk yang akan di berikan oleh guru tarekat itu.
Dengan munculnya tarekat – tarekat lain terjadi
perubahan besar dalam pengamalan sufisme, sufisme yang sejak pemunculannya
merupakan gerakan individual yang hanya bisa di nikmati oleh kalangan elit
kerohanian, berubah jadi gerakan missal dari kaum muslimin
Ada satu hal yang penting diingat bahwa istilah
tarekat dipakai untuk dua hal secara konseftual berbeda. Maknanya yang asli
(secara harfiah jalan )merupakan paduan yang khas dan doktrin. Untuk
mempermudah mencari bentukyang tepat bagi perkembangan tarekat di nusantara,
perlu dikemukakan tahapan perkembangan beragai tarekat di asia tengah dan
barat, yaitu :
I.
Khanaqah.
Tahap ini adalah zaman keemasan sufisme. Pada tahap ini guru di kelilingi oleh
murid – murid di seputarannya, mereka juga sering kali berpindah – pindah dan
hanay berpegang pada aturan yang bersahaja untuk hidup sebagaimana biasanya.
II.
Tariqah.
Tahap ini mulai abad ke tiga belas yaitu masa pemerintahan saljuk, aliran
–aliran sufisme berkembang dengan pengajaran berkesinambungan, silsilah tariqah
pada upaya ini ada upaya untuk menyesuaikan dan menjinakkan semangat mistik
dalam sufisme yang terorganisasi menuju pembakuan tradisi dan legalisme.
III.
Ta’ifah.
Tahap ini mulai dari abad ke lima belas, masa berdirinya kesultanan utsmani.
Tahap ini mengembangkan transmisi persumpahan setia disisi doktrin dan aturan.
Dasar – dasar baru dalam tarekat sudah terbentuk. Tahap ini tarekat sudah
bervariasi dan memiliki cabang – cabang ke dalam sejumlha besar “ himpunan atau
aliran “.[11]
- KESIMPULAN
Tasawuf adalah salah saru asfek pemikiran islam yang
sering dikaji oleh ilmuan. Ia juga salah satu hal yang menarik perhatian kaum
non ilmuan seperti kaum awam. Mereka membutuhkan sesuatu yang bisa memuaskan
akal budi, menentramkan jiwa, memulihkan kepercayaan diri sekaligus mengembalikan
keutuhan yang nyaris punah karena dorongan kehidupan materialis dalam konflik
ideologis.
Tasawuf bukanlah sekedar tulisan dan ilmu , akan
tetapi ia adalha akhlak mulia. Sekiranya ia hanya sekedar tulisan, maka dapat
di usahakan dengan bersungguh – sungguh, seandainya ia ilmu tentu akan
diperoleh dengan belajar. Namun ia adalah berakhlak dengan akhlak Allah ,
keadaan ini tidak bisa di peroleh dengan tulisan dan ilmu.
Tasawuf adalah akhlak mulia. Barang siapa yang
bertambah baik akhlaknya, maka bertambah
pula ketasawufannya.
Tujuan menjalani tarekat tidak lain hanyalah utuk
mewujudkan rasa ikjlas yang memang muncul dalam pecapaian rida, dan sanagat
bodoh jika menganggap pengalaman spiritual sufi dan ekstase sebagian dari
tujuan tarekat.
Pokok dari ajaran tarekat antara lain, yaitu
ü Takut pada Allah baik secara diam – diam
maupun terang – terangan
ü Mengikuti jejak sunnah nabi dalam
perkataan dan perbuatan
ü Merendahkan manusia baik di waktu senang
maupun susah
ü Bersabdar pada kehendak Tuhan dala masalah
kecil maupun besar
ü Senantiasa mengingat tuhan dikalah
senang maupun susah.
DAFTAR PUSTAKA
Abd, al qadir Mahmud, al falsafah as
sufiyah fi al islam kairo ;dar al fikh al arabi, 1966
Abu al wafa at taftazani, sufi dari
zaman ke zaman bandung : pustaka, 1985
Amir syukur, menggugat tasawuf,
Yogyakarta : pustaka pelajar, 1999
J, spencer trimingham, the sufi order
in islam London : oxford university press, 1973
J. h kramers, tariqa dalam the sorter
ensiklopedia of islam leiden : e. j brill 1961
Mir valiuddin, tasawuf dalam al –
qur’an
Muhammad abd haq ansari merajut
tradisi
Muhammad abd haqq ansari, merajud
tradisi syariah dengan sufisme : mengkaji gagasan mujaddid syekh ahmad
sirhindi Jakarta : sri gunting, 1997 .
[1] The rafles the history of java vol ii London 1830
hal 4
[2] Simuh tasawuf dan perkembangannya hal 208
[3] mir valiuddin, tasawuf
dalam al – qur’an hal 1-3
[4] Muhammad abd haqq ansari, merajud tradisi syariah dengan sufisme
: mengkaji gagasan mujaddid syekh ahmad sirhindi (Jakarta : sri gunting, 1997 )
hal 303-313
[5] Amir syukur, menggugat tasawuf, (Yogyakarta : pustaka
pelajar, 1999) hal 19
[6] Abd, al qadir Mahmud, al falsafah as sufiyah fi al islam
(kairo ;dar al fikh al arabi, 1966 ) hal 1
[7] Abu al wafa at taftazani, sufi dari zaman ke zaman (bandung
: pustaka, 1985) hal 20
[8] Muhammad abd haq ansari merajut tradisi hal 182
[10] J. h kramers, tariqa dalam the sorter ensiklopedia of islam
(leiden : e. j brill 1961) hal 573
[11] J, spencer trimingham, the sufi order in islam (London :
oxford university press, 1973 ) hal 103.
No comments:
Post a Comment