Tuesday, 22 March 2016

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TAREKAT, PENGERTIAN , HUBUNGANNYA DENGAN TASAWUF DAN SEJARAH TIMBULNYA TAREKAT



      A. Pendahuluan
Dengan adanya ilmu tasawuf orang Indonesia melukislam dikarenakan islamisasi Indonesia mulai dalam masa ketika corak pemikiran yang dominan di  dunia islam. Pikiran- pikiran para sufi terkemuka  ibn al arabi dan abu hamid al ghozali .[1]
Secara relative tarekat merupaka tarif paling akhir dari perkembangan tasawuf, tetapi menjelang akhir abd ke tiga belas , ketika orang Indonesia mulai berpaling kepada islam , tarekat justru berada di puncak kejayaannya. Kata tarekat secara harfiah berarti jalan mengacu baik kepada system latihan meditasi Maupin amalan ( muraqobah, dzikir, wirid dan sebagainya ) dan dihubungkan dengan sederet guru sufi dan organisasi rang tumbuh disekitar metode sufi yang khas ini.
Tarekat tidak saja memiliki fungsi keagamaan , setiap tarekat merupakan semacam keluarga besar, dan semua anggotanya menganggap dirinya bersaudara satu sama lain. suatu analisis yang dilakukan terhadap majalah popular amanah menunjukkan bahwa tasawuf dan tarekat tetap merupakan pokok yang merupakan bagian terbesar pembaca majalah tersebut.
Di indonesia banyak terdapat macam-macam tarekat dan organisasi yang mirip tarekat. Beberapa diantaranya hanya merupakan tarekat local yang berdasarkan pada ajaran-ajaran dan amalan-amalan guru tertentu, umpamanya wahidia dan shiddiqiyah di jawa timur atau tarekat sahadatain di jawa tengah. Dan untuk menarik garis perbedaan  yang tegas antara tarekat semacam itu dengan aliran kebatinan hamper  - hamper mustahil ternyata banyak aliran kebatinan bahkan tampaknya anti islam dan bersumber pada kepercayaan leluhur sesungguhnya sangat di pengaruhi tasawuf). Tarekat lainnya biasanya yang lebih besar sebetulnya merupakan cabang-cabang dari internasional , misalnya tarekat khalwatiyah, (tarekat yang kuat di sulawase tengah), syattariyah ( sumatera barat dan jawa ), syadzillia ( jawa tengah ), qadiriyah, rifa’iyah, idrisiyah atau ahmadiyah dan yang paling besar naqsyabandiyah.

B.     PENGERTIAN TAREKAT
Salah satu hal yang berkenaan dengan lingkungan tasawuf adalah tarekat atau suluk. Tak lengkap pembicaraan tasawuf tanpa mengenai tarekat. Tarekat secara etimologi berasal dari bahasa arab tariqah,. Tariqah berarti jalan, cara, metode,. Secara terminology, tarekat bermakna aturan – aturan berupa renungan batin dan bernagai riyadah yang ditentukan sufi.[2] Sufi – sufi yang ikut dalam tarekat menggambarkan dirinya yang mencari tuhan bagaikan pengenbara, mereka melangkah maju dari satu thap ke tahap berikutnya, tahapa itu disebut dengan maqamat, ja;lan yang mereka tempuh disebut dengan tariqah. Tarekat atau jalan sufi ini begitu penting sehingga seringkalai ilmu tasawuf disebut juga dengan ilmu suluq.
Tarekat dalam ilmu ajaran tasawuf dapat dirumuskan dari ungkapan abad hakim hasan yang menyatakan bahwa tujuan tasawuf adalah wusul atau menyatu pada Allah, seorang sufi menurutnya tidak berhasil kecuali dengan upaya yang sungguh – sungguh.
Walaupun tarekat atau jalan menuju jalan allah itu sangat banayak, tak terhitung jumlahnya, namun tarekat mengandung tiga langkah , yaitu :
1.      Tazkiyat, an nafs yaitu penyucian hati melalui penguasaan dan pengendalian nafsu.
2.      Tasfiyat al qalb yaitu membersihkan hati melalui berkonsentrasi dengan dzikir kepada allah
3.      Takhliyat as sirr[3] yaitu bertemu dengan allah baik dengan fana fillah atau dengan terbuka hijab melalui makrifat.
Praktik tarekat tidak terlepas dari dua dasar yaitu mujahadah dan riyadah,
Mujahadah merupakan renungan kejiwaannuntuk membersihkan diri. Sedangkan riyadah adalah amal – amal praktis sebagai sarana pemutusan pikiran dan kesadaran hanya pada zat allah dengan penuh emosi atau perasaan.
Seseorang penempuh jalan tarekat atau salik mencapai tujuannya, ia mestilah melalui beberapa tahap dan keadaan. Ahmad sirhindi,[4] memberikan pandangan yang berbeda tentang tarekat ini. Ia menyatakan tarekat hanyalah salah satu dari tiga bagian syariah. Tiga bagian syariah itu menurutnya ialah iman, amal tarekat atau hakikat . tarekat atau hakikat yang menjadi praktik sufi akan membantunya mewujudkan ketiga bagian syariah itu.
C.    PERKEMBANGAN TASAWUF
Para ahli baik dari kalangan orientalis maupun dari kalangan islam sendiri berbeda pendapat tentang asal munculnya tasawuf dalam islam.ada empat pendapat tentang asal tasawuf , yaitu, :
1.      Tasawuf disebutkan dating dari india melalui Persia
2.      Tasawuf berasal dari aksetisme agama nasrani[5]
3.      Tasawuf berasal dari ajaran agama ialam sendiri
4.      Tasawuf berasala dari berbagai sumber yang berbeda – beda kemudian menjelma menjadi satu konsep.
Dari empat pendapat itu, sebagian besar menyepakati bahwa tasawuf sebenarnya berasal dari islm itu sendiri. Abd al qadir mahmid menyimoulkan berbagai pendapat tentang asal usul tasawuf menjadi tiga aliran yang sebenarnya asing bagi peneliti muslim , yaitu :
a.       Aliran inggris dengan tokoh utama Nicholson
Aliran ini berupaya memahami tasawuf melalui tulisan dari karya – karya klasik serta mempublikasikan dalam bahasa aslinya.
b.      Aliran jerman dengan tokoh utama goldziher, aliran ini berupaya mengidentifikasi asal usul tasawuf dalam sejarah pemikiran islam .
c.       Aliran prancis dengan tokoh utama L. MASSIGNON yang merupaka aliran terluas kajinnya mengingat caku[pannya yang meliputi gerakan orientalisme umumnya.
Perbedaan pendapat muncul dari penulis dengan alas an
a.       Ajaran al – qur’an dan sunnah nab. Seperti fiqh yang merupakan interprestasi terhadap al- qur’an dan sunnah nabi, tasawuf juga merupakan bagian dari penafsiran atas sumber utama islam terbesar tersebut.
b.      Suasana kehidupan yang mengejar kemewahan, berebut harta kekayaan dan kesenangan  pada masa dinasti ummayyah, memicu reaksi sebagai umat islam untuk mengembangkan gaya hidup yang sebaliknya, mereka lebih mengutamakan kehidupan rohani  dan akhirat, menolak gaya hidup kaum muslimin yang berlomba memperebutkan kemegahan dunia.
c.       Reaksi tehadap fiqh dan teologi (ilmu kalam ). Baik fiqh maupun kalam tidak memberikan kepuasan batin dan jiwa. Fiqh lebih mementingkan formalitas dan legalitas dalam mejalankan agama . ilmu kalam yang lebih bersifat fisologis memprioritas pemikirean rasional dalam memahami ajaran islam. Hal ini dapat dilihat pada kasus imam al – ghozali . imam al – ghozali yang poertama kali adalah ulama besar fiqh dan pendukung utama ilmu kalam, akhirnya menjadi propagandis tasawuf yang utama, paling bersemangat dan paling sukses.[6]
Menurut imam al ghozali , seorang yang ingin memahami al-qur’an dan hadis harus membuat penafsiran dan menggali apa sesungguhnya makna yang terkandung didalmnya, penalaran teologis tidak cukup memadai untuk memahami rahasia al – qur’an,cara yang dapat diandalkan menurut al ghozali hanya melalui kasyf.
Bila pembicaraan pertumbuhnan dan perkembangan diarahkan pada esensi dan substansinya maka tasawuf telah ada pada masa Nabi. Banyak para sahabat yang menjauhkan diri dari kehidupan duniawi, banyak nberpuasa disiang hari, shalat di malam hari. Sehinggga nabi menegeur para sahabat itu dengan ungkapan “ tubuhmu dan keluargamu mempunyai hak yang harus kamu penuhi “ . namun pada masa Nabi dan sahabat belum dikenal istilah sufi atau zahid, maka dapat dikatakan bahwa esensi tasawuf telah ada pada masa Nabi namun tak punya nama.
Para pakar menyebutkan enam tahap perkembnagan tasawuf, yaitu .;
1.      Masa pembentukan, yaitu pada akhir abad pertama hijriyah.
Pada masa pembentukan ini, menurut abu al wafa at taftazani tasawuf memiliki karakter sebagai, :
a.       Menjauhkan diri dari dunia menuju akhirat yang berakar pada nash agama, yang dilatarbelakangi oleh social politik, coraknya sederhana bersifat praktis dan tujuannya untuk meningkatkan moral.
b.      Masih bersifat praktis , tidak menaruh perhatian untuk menyusun prinsif – prinsif teoritis, sarana – sarang praktisnya adalah hidup dalam letenangan dan kesenangan secara penuh, sedikit makan dan minum, banayak beribadah dan mengingat Alllah SWT. Tasawuf pada masa ini mengarah pada tujuan moral.
c.       Motif zuhudnya adalah rasa takut, harap dan rasa cinta , hal ii di cerminkan mereka melalui penyuciab diri .[7]
2.      Masa pengembangan yaitu abad ke tiga dari ke empat hijriyah.
Pada abad ini sanga berbeda sama sekali dengan tasawuf pada abad sebelumnya, pada abad ini tasawuf sudah bercorak kepanaan atau yang menjurus pada penyatuan hamba  cengan tuhan.
Pada akhir abad ketiga ini , para sufi berlomba – lomba pula menyatakan dan mempkuat pemikiran tentang kesatuan penyaksian, [8]kesatuan wujud, brhubungan dengan tuhankeindahan dan kesempurnaan tuhan, dan manusia sempurna.
3.      Masa konsolidasi, masa anata kompetisi tasawuf sunni dan tasawuf falsafi, tasawuf sunni memenangkan kompetisi ini, dan berkembang sedemikian rupa, tasawuf falsafi tenggelam dan muncul kembali pada abad keenam.
4.      Masa tasawuf falsafi,
Pada abad ke eman hijriyah ia muncul menjadi dominan. Pada masa ini, muncul tareka yang dikenal dengan tarekat qadiriyah yang [9]dibangun oleh syek abduk qadir al jailani.
5.      Masa pemurnian
Masa ini ditandai dengan keadaan tasawuf yang muali di anggap bid’ah . tasawuf sudah mengabaikan syariat dan hokum – hokum moral serta menghina ilmu pengetahuan, sufi hidup dalam perilaku memalukan.

D.    TAREKAT YANG DI AMALKAN
Prinsifnya tarekat merupakan perkumpulan sufi yang di pimpin seorang guru, yang didalmnya diajarkan perbuatan dan pelaksanaan syariat untuk mencapai hakikat.[10] Di dalam tarekat itu seorang sufi harus membaiat guru, yaitu berjanji akan mentaati semua petunjuk yang akan di berikan oleh guru tarekat itu.
Dengan munculnya tarekat – tarekat lain terjadi perubahan besar dalam pengamalan sufisme, sufisme yang sejak pemunculannya merupakan gerakan individual yang hanya bisa di nikmati oleh kalangan elit kerohanian, berubah jadi gerakan missal dari kaum muslimin
Ada satu hal yang penting diingat bahwa istilah tarekat dipakai untuk dua hal secara konseftual berbeda. Maknanya yang asli (secara harfiah jalan )merupakan paduan yang khas dan doktrin. Untuk mempermudah mencari bentukyang tepat bagi perkembangan tarekat di nusantara, perlu dikemukakan tahapan perkembangan beragai tarekat di asia tengah dan barat, yaitu :
I.                   Khanaqah. Tahap ini adalah zaman keemasan sufisme. Pada tahap ini guru di kelilingi oleh murid – murid di seputarannya, mereka juga sering kali berpindah – pindah dan hanay berpegang pada aturan yang bersahaja untuk hidup sebagaimana biasanya.
II.                Tariqah. Tahap ini mulai abad ke tiga belas yaitu masa pemerintahan saljuk, aliran –aliran sufisme berkembang dengan pengajaran berkesinambungan, silsilah tariqah pada upaya ini ada upaya untuk menyesuaikan dan menjinakkan semangat mistik dalam sufisme yang terorganisasi menuju pembakuan tradisi dan legalisme.
III.             Ta’ifah. Tahap ini mulai dari abad ke lima belas, masa berdirinya kesultanan utsmani. Tahap ini mengembangkan transmisi persumpahan setia disisi doktrin dan aturan. Dasar – dasar baru dalam tarekat sudah terbentuk. Tahap ini tarekat sudah bervariasi dan memiliki cabang – cabang ke dalam sejumlha besar “ himpunan atau aliran “.[11]
  1. KESIMPULAN
Tasawuf adalah salah saru asfek pemikiran islam yang sering dikaji oleh ilmuan. Ia juga salah satu hal yang menarik perhatian kaum non ilmuan seperti kaum awam. Mereka membutuhkan sesuatu yang bisa memuaskan akal budi, menentramkan jiwa, memulihkan kepercayaan diri sekaligus mengembalikan keutuhan yang nyaris punah karena dorongan kehidupan materialis dalam konflik ideologis.
Tasawuf bukanlah sekedar tulisan dan ilmu , akan tetapi ia adalha akhlak mulia. Sekiranya ia hanya sekedar tulisan, maka dapat di usahakan dengan bersungguh – sungguh, seandainya ia ilmu tentu akan diperoleh dengan belajar. Namun ia adalah berakhlak dengan akhlak Allah , keadaan ini tidak bisa di peroleh dengan tulisan dan ilmu.
Tasawuf adalah akhlak mulia. Barang siapa yang bertambah  baik akhlaknya, maka bertambah pula ketasawufannya.
Tujuan menjalani tarekat tidak lain hanyalah utuk mewujudkan rasa ikjlas yang memang muncul dalam pecapaian rida, dan sanagat bodoh jika menganggap pengalaman spiritual sufi dan ekstase sebagian dari tujuan tarekat.
Pokok dari ajaran tarekat antara lain, yaitu
ü  Takut pada Allah baik secara diam – diam maupun terang – terangan
ü  Mengikuti jejak sunnah nabi dalam perkataan dan perbuatan
ü  Merendahkan manusia baik di waktu senang maupun susah
ü  Bersabdar pada kehendak Tuhan dala masalah kecil maupun besar
ü  Senantiasa mengingat tuhan dikalah senang maupun susah.









DAFTAR PUSTAKA

Abd, al qadir Mahmud, al falsafah as sufiyah fi al islam kairo ;dar al fikh al arabi, 1966
Abu al wafa at taftazani, sufi dari zaman ke zaman bandung : pustaka, 1985
Amir syukur, menggugat tasawuf, Yogyakarta : pustaka pelajar, 1999
J, spencer trimingham, the sufi order in islam London : oxford university press, 1973
J. h kramers, tariqa dalam the sorter ensiklopedia of islam leiden : e. j brill 1961
Mir valiuddin, tasawuf dalam al – qur’an
Muhammad abd haq ansari merajut tradisi
Muhammad abd haqq ansari, merajud tradisi syariah dengan sufisme : mengkaji gagasan mujaddid syekh ahmad sirhindi Jakarta : sri gunting, 1997 .


[1] The  rafles  the history of java vol ii London 1830 hal 4
[2] Simuh tasawuf dan perkembangannya hal 208
[3]  mir valiuddin, tasawuf dalam al – qur’an hal 1-3
[4] Muhammad abd haqq ansari, merajud tradisi syariah dengan sufisme : mengkaji gagasan mujaddid syekh ahmad sirhindi (Jakarta : sri gunting, 1997 ) hal 303-313
[5] Amir syukur, menggugat tasawuf, (Yogyakarta : pustaka pelajar, 1999) hal 19
[6] Abd, al qadir Mahmud, al falsafah as sufiyah fi al islam (kairo ;dar al fikh al arabi, 1966 ) hal 1
[7] Abu al wafa at taftazani, sufi dari zaman ke zaman (bandung : pustaka, 1985) hal 20
[8] Muhammad abd haq ansari merajut tradisi hal 182

[10] J. h kramers, tariqa dalam the sorter ensiklopedia of islam (leiden : e. j brill 1961) hal 573
[11] J, spencer trimingham, the sufi order in islam (London : oxford university press, 1973 ) hal 103.

No comments:

Post a Comment