- Pendahuluan
Istilah sistem meliputi spectrum konsep yang luas
sekali. Misalnya kita dapat menganggap sebuah mobil sebagai suatu sistem. Suatu
organise seperti seorang manusia, seekor hewan, atau sebatang pohon, adalah
suatu sistem. Apabila kesemuanya itu dapat dikatakan sebagai suatu sistem, maka
tentu ada kesamaannya. Kesamaannya itu adalah dalam cirri-cirinya, yaitu yang
meliputi tujuan, fungsi, komponen, interaksi atau saling berhubungan,
penggabungan yang meninbulkan jalinan keterpaduan, proses transformasi.
Setiap sistem mempunyai tujuan . tujuan sebuah mobil
adalah untuk mengangut penumpang ketempat yang dituju dengan cepat, aman, dan
nyaman. Tujuan suatu organism adalah untuk hidup dan menunaikan tugas-tugas
hidupnya. Tujuan suatu lembaga pendidikan adalah untuk member pelayanan
pendidikan kepada yang membutuhkannya.
B. Model pengembangan sistem pengajaran
Model
pengembangan sistem pengajaran dalam teknologi pendidikan yaitu :
1. Model PSSI (Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional)
PSSI merupakan
perwujudan dari penerapan pendekatan kedalam sistem pendidikan, yaitu sebagai
suatu kesatuan yang terorganisasi yang terdiri dari sejumlah komponen yang
saling berhubungan satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan. Adapun tujuan tersebut adalah :[1]
a. Merumuskan tujuan instruksional khusus
yaitu rumusan yang jelas tentang kemampuan yang diharapkan, dimiliki oleh
peserta didik setelah selesai mengikuti suatu program pengajaran.
b. Mengembangkan alat evaluasi, fungsinya
untuk menilai sampai dimana peserta didik telah menguasai kemampuan-kemampuan
yang telah dirumuskan dalam tujuan instruksional.
c. Menerapkan kegiatan belajar dari materi
pelajaran.
d. Merencanakan kegiatan belajar mengajar.
2. Model Jerold E Kemp, model ini merupakan
sistem pengajaran yang sederhana yang mana dibagi menjadi beberapa langkah
yaitu:[2]
menentukan tujuan instruksional umum, yaitu tujuan yang ingin dicapai untuk
masing-masing pokok bahasan, Menganalisis karakteristik peserta didik, Menentapkan pengajaran awal, Menentukan
srategi belajar mengajar yaitu efisiensi, efektifitas, ekonomis, dan praktis.
3.
Model pengembangan Briggs, model ini berorientasi pada rancangan sistem dengan
sasaran guru yang bekerja sesuai perancang kegiatan instruksional maupun tim
pengembangan yang anggotanya meliputi
guru, administrator, ahli bidang studi, ahli evaluasi.
4.
Model Gerlachdan Ely, tujuannya sebagai
pedoman perencanaan mengajar dengan menggunakan langkah yang terdapat dalam
proses belajar mengajar yaitu, :
Merumuskan tujuan, menentukan isi materi, menentukan awal kemampuan peserta
didik, dan menentukan teknik dan strategi.
5.
Model Bella H. Banathy, model ini diajukan bagi para pengembang sistem instruksional
yang langkah-langkahnya merumuskan tujuan khusus yang menyatakan kemampuan yang
diharapkan dari siswa, mengembangkan tes, dan menganalisis kegiatan belajar
mengajar.
C.
Penggunaan sistem dalam pengajaran
Sistem adalah kesatuan yang terdiri dari
komponen-komponen yang terpadu dan berproses untuk mencapai tujuan. Bagian
suatu sistem yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang suatu usaha
pencapaian tujuan disebut komponen. Dengan demikian sisten terdiri dari
komponen-komponen yang masing-masing komponen mempunyai fungsi khusus.[3]
Pendekatan sistem pada mulanya digunakan
dibidang tekhnik mesin untuk merancang sistem-sistem elektronik, mekanik dan
militer. Kemudian pendekatan sistem melibatkan sistem manusia mesin, dan
selanjutnya dilaksanakan dalam bidang keorganisasian dan manajemen.
Pendekatan sistem yang diterapkan dalam
pembelajaran bukan saja sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, tetapi juga sesuai dengan perkembangan psikologi belajar sistematik,
yang dilandaskan dengan prinsip-prinsip psikologi behavioristik dan humanistik.[4]
Ciri-ciri
pendekatan sistem belajar ada 2 macam yaitu :
1. Pendekatan sistem sebagai suatu
pandangan tertentu mengenai proses pembelajarn dimana berlangsung kegiatan
belajar mengajar, terjadinya interaksi antara siswa dan guru, dan memberikan
kemudahan pada siswa untuk belajar secar efektif.
2. Penggunaan metodologi untuk merangsang
sistem pembelajaran yang meliputi prosedur, perancangan, pelaksanaan dan
penilaian keseluruhan proses pembelajaran yang tertuju pada konsep pencapaian
tujuan pembelajaran.
Dari uraian dapat dirumuskan bahwa untuk
mencapai pembelajaran efektif dan efisien dibutuhkan pengelolahan komponen
pembelajaran secara baik. Dalam pendekatan sistem bahwasanya untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara maksimal harus didukung dengan komponen pembelajaran
yang baik, yang meliputi tujuan, siswa, guru, metode, media, sarana, lingkungan
pembelajaran dan evaluasi.
Konsep
pembelajaran yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain :[5]
a. Pendekatan sistem Gagne dan Briggs
Perancangan
instruksional adalah seni dan merupakan pengetahuan terapan, menciptakan metode
yang efisien untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dalam
menganalisis tujuan pembelajaran ada tiga ahl yang perlu dianalisis yaitu:
-
Analisis
memperoleh informasi yang diharapkan dapat menyikap operasi mental untuk
membentuk tujuan.
-
Mengklasifikasikan
tugas utuk mengkategorisasikan hasil, dan mengidentifikasi kondisi belajar yang
akan diterapkan.
-
Menganalisis
tugas-tugas belajar untuk mengidentifikasi tujuan antara yang dibutuhkan
sebelum mengajarkan tujuan-tujuan target.
b. Case dan Breiter
Pendekatan
perilaku rancangan pembelajaran meliputi langkah-langkah sebagi berikut :
1. Mengidentifikasi potensi yang telah
tersedia pada siswa yang memperkuat pembelajaran secara efektif.
2. Mengidentifikasi dan menggambarkan kinerja atau unjuk kerja yang secar khusus
diinginkan.
3. Menggambarkan perilaku awal atau yang
telah dimiliki oleh siswa.
4. Menyakinkan siswa dengan latihan
penguatan setiap kinerja yang dipelajari secara terus menerus sebelum maju
kelangkah berikutnya.
D. Pengaruh Teknologi Pendidikan Terhadap
Pola Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Pendidikan
Agama Islam diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam
meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk
menghormati agama laindalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama
dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.[6]
Menurut
DEPDIKNAS tujuan PAI adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta
didik melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan
serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusi
muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan pada Allah swt serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara.[7]
Visi
PAI disekolah umum adalah terbentuknya sosok anak didik yang memiliki karakter,
watak dan kepribadian dengan landasan iman dan ketakwaan serta nilai-nilai
akhlak atau budi pekerti yang kokoh yang tercermin dalamkeseluruhan sikap dan
perilaku sehari-hari.
Guru
agama Islam bisa memaksimalkan Teknologi Informasi Pembelajaran berbasis
Internet sebagai sumber belajar dan sebagai inovasi dalam menyampaiakan materi
pelajaran. Hal ini dikarenakan fasilitas berupa internet akan memberikan
kemudahanuntuk mengakses berbagai informasi tentang pendidikan yang secara
langsung dapat meningkatkan pengetahuan siswa dan keberhasilannya dalam belajar.
Sebagai contoh dalam pelajaran tarikh atau sejarah Islam, guru bisa memberikan
tugas pada siswa untuk mencari di internet tentang sejarah Nabi Muhammad saw,
kapan beliau dilahirkan, kapan beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul dan
bagaimana meneladani perjuangan Islam.
Peluang
diterapkannya pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan Teknologi
Informasi, antara lain :[8]
1. Mayoritas sekolah di madrasah di
Indonesia telah memiliki perangkat computer.
2. Dengan perangkat komputer pesan-pesan/
materi pelajaran PAI dapat dipelajari, dipahami,didiskusikan oleh guru,
kelompok guru dan siswa secara mandiri dalam waktu dan tempat dan tidak
terbatas.
3. Bahan ajar yang telah dikemas pada
software tertentu akan mudah didistribusikan keseluruh peserta pelajar.
E. Kesimpulan
Sistem adalah sebagai suatu kesatuan
unsure-unsur yang saling berinteraksi secara fungsional yang memproses masukan
(input) menjadi keluaran(output). Sistem adalah kesatuan yang terdiri dari
komponen-komponen yang terpadu dan berproses untuk mencapai tujuan. Bagian
suatu sistem yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang suatu usaha
pencapaian tujuan disebut komponen. Dengan demikian sisten terdiri dari
komponen-komponen yang masing-masing komponen mempunyai fungsi khusus.
Ciri-ciri dari
suatu sistem adalah
a. Adanya tujuan yang ingin dicapai
b. Adanya fungsi-fungsi untuk mencapai
tujuan
c. Ada bagian komponen yang melangsungkan
fungsi-fungsi tertentu
DAFTAR
PUSTAKA
F Arif Sadiman, Media
Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2004
Hasibuan
Nasruddin, Teknologi Pembelajaran dan Pembelajaran Berbasis Komputer, Padang:
Rios Multicipta, 2012
Modhoffir, Prinsip-Prinsip Pengelolahan Pusat
Sumber Belajar , Bandung: R Rosdakarya, 1992
Nana
Sujana, Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru, 1997
Sukamto
Tuti, Perancangan dan pengembangan Sistem Instruksional, Jakarta: Intermedia,
1993
[1]Nasruddin Hasibuan, Teknologi
Pembelajaran dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Padang: Rios Multicipta,
2012), hal. 215
[2] Ibid
[3]Nana Sujana, Teknologi
Pengajaran (Bandung: Sinar Baru, 1997 ), hal. 56
[5]Modhoffir, Prinsip-Prinsip
Pengelolahan Pusat Sumber Belajar (Bandung: R Rosdakarya, 1992 ), hal. 26
[6]Tuti Sukamto, Perancangan
dan pengembangan Sistem Instruksional.(Jakarta: Intermedia, 1993), hal. 78
[8]Arif F Sadiman, Media
Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2004 ), hal. 17
No comments:
Post a Comment