Monday, 21 March 2016

PENDEKATAN SISTEM DALAM TEKNOLOGI PENDIDIKAN




  1. Pendahuluan
Istilah sistem meliputi spectrum konsep yang luas sekali. Misalnya kita dapat menganggap sebuah mobil sebagai suatu sistem. Suatu organise seperti seorang manusia, seekor hewan, atau sebatang pohon, adalah suatu sistem. Apabila kesemuanya itu dapat dikatakan sebagai suatu sistem, maka tentu ada kesamaannya. Kesamaannya itu adalah dalam cirri-cirinya, yaitu yang meliputi tujuan, fungsi, komponen, interaksi atau saling berhubungan, penggabungan yang meninbulkan jalinan keterpaduan, proses transformasi.
Setiap sistem mempunyai tujuan . tujuan sebuah mobil adalah untuk mengangut penumpang ketempat yang dituju dengan cepat, aman, dan nyaman. Tujuan suatu organism adalah untuk hidup dan menunaikan tugas-tugas hidupnya. Tujuan suatu lembaga pendidikan adalah untuk member pelayanan pendidikan kepada yang membutuhkannya.  
B.     Model pengembangan sistem pengajaran
Model pengembangan sistem pengajaran dalam teknologi pendidikan yaitu :
1.      Model PSSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
PSSI merupakan perwujudan dari penerapan pendekatan kedalam sistem pendidikan, yaitu sebagai suatu kesatuan yang terorganisasi yang terdiri dari sejumlah komponen yang saling berhubungan satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun tujuan tersebut adalah :[1]
a.       Merumuskan tujuan instruksional khusus yaitu rumusan yang jelas tentang kemampuan yang diharapkan, dimiliki oleh peserta didik setelah selesai mengikuti suatu program pengajaran.
b.      Mengembangkan alat evaluasi, fungsinya untuk menilai sampai dimana peserta didik telah menguasai kemampuan-kemampuan yang telah dirumuskan dalam tujuan instruksional.
c.       Menerapkan kegiatan belajar dari materi pelajaran.
d.      Merencanakan kegiatan belajar mengajar.
2.      Model Jerold E Kemp, model ini merupakan sistem pengajaran yang sederhana yang mana dibagi menjadi beberapa langkah yaitu:[2] menentukan tujuan instruksional umum, yaitu tujuan yang ingin dicapai untuk masing-masing pokok bahasan, Menganalisis karakteristik peserta  didik, Menentapkan pengajaran awal, Menentukan srategi belajar mengajar yaitu efisiensi, efektifitas, ekonomis, dan praktis.
3. Model pengembangan Briggs, model ini berorientasi pada rancangan sistem dengan sasaran guru yang bekerja sesuai perancang kegiatan instruksional maupun tim pengembangan  yang anggotanya meliputi guru, administrator, ahli bidang studi, ahli evaluasi.
4. Model  Gerlachdan Ely, tujuannya sebagai pedoman perencanaan mengajar dengan menggunakan langkah yang terdapat dalam proses belajar mengajar  yaitu, : Merumuskan tujuan, menentukan isi materi, menentukan awal kemampuan peserta didik, dan menentukan teknik dan strategi.
5. Model Bella H. Banathy, model ini diajukan bagi para pengembang sistem instruksional yang langkah-langkahnya merumuskan tujuan khusus yang menyatakan kemampuan yang diharapkan dari siswa, mengembangkan tes, dan menganalisis kegiatan belajar mengajar.

C. Penggunaan sistem dalam pengajaran
Sistem adalah kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen yang terpadu dan berproses untuk mencapai tujuan. Bagian suatu sistem yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang suatu usaha pencapaian tujuan disebut komponen. Dengan demikian sisten terdiri dari komponen-komponen yang masing-masing komponen mempunyai fungsi khusus.[3]
Pendekatan sistem pada mulanya digunakan dibidang tekhnik mesin untuk merancang sistem-sistem elektronik, mekanik dan militer. Kemudian pendekatan sistem melibatkan sistem manusia mesin, dan selanjutnya dilaksanakan dalam bidang keorganisasian dan manajemen.
Pendekatan sistem yang diterapkan dalam pembelajaran bukan saja sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga sesuai dengan perkembangan psikologi belajar sistematik, yang dilandaskan dengan prinsip-prinsip psikologi behavioristik dan humanistik.[4]
Ciri-ciri pendekatan sistem belajar ada 2 macam yaitu :
1.      Pendekatan sistem sebagai suatu pandangan tertentu mengenai proses pembelajarn dimana berlangsung kegiatan belajar mengajar, terjadinya interaksi antara siswa dan guru, dan memberikan kemudahan pada siswa untuk belajar secar efektif.
2.      Penggunaan metodologi untuk merangsang sistem pembelajaran yang meliputi prosedur, perancangan, pelaksanaan dan penilaian keseluruhan proses pembelajaran yang tertuju pada konsep pencapaian tujuan pembelajaran.
Dari uraian dapat dirumuskan bahwa untuk mencapai pembelajaran efektif dan efisien dibutuhkan pengelolahan komponen pembelajaran secara baik. Dalam pendekatan sistem bahwasanya untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal harus didukung dengan komponen pembelajaran yang baik, yang meliputi tujuan, siswa, guru, metode, media, sarana, lingkungan pembelajaran dan evaluasi.
 Konsep pembelajaran yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain :[5]
a.       Pendekatan sistem Gagne dan Briggs
Perancangan instruksional adalah seni dan merupakan pengetahuan terapan, menciptakan metode yang efisien untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dalam menganalisis tujuan pembelajaran ada tiga ahl yang perlu dianalisis yaitu:
-          Analisis memperoleh informasi yang diharapkan dapat menyikap operasi mental untuk membentuk tujuan.
-          Mengklasifikasikan tugas utuk mengkategorisasikan hasil, dan mengidentifikasi kondisi belajar yang akan diterapkan.
-          Menganalisis tugas-tugas belajar untuk mengidentifikasi tujuan antara yang dibutuhkan sebelum mengajarkan tujuan-tujuan target.
b.      Case dan Breiter
Pendekatan perilaku rancangan pembelajaran meliputi langkah-langkah sebagi berikut :
1.      Mengidentifikasi potensi yang telah tersedia pada siswa yang memperkuat pembelajaran secara efektif.
2.      Mengidentifikasi dan menggambarkan  kinerja atau unjuk kerja yang secar khusus diinginkan.
3.      Menggambarkan perilaku awal atau yang telah dimiliki oleh siswa.
4.      Menyakinkan siswa dengan latihan penguatan setiap kinerja yang dipelajari secara terus menerus sebelum maju kelangkah berikutnya.

D.    Pengaruh Teknologi Pendidikan Terhadap Pola Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Pendidikan Agama Islam diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama laindalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.[6]
Menurut DEPDIKNAS tujuan PAI adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusi muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan pada Allah swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara.[7]
Visi PAI disekolah umum adalah terbentuknya sosok anak didik yang memiliki karakter, watak dan kepribadian dengan landasan iman dan ketakwaan serta nilai-nilai akhlak atau budi pekerti yang kokoh yang tercermin dalamkeseluruhan sikap dan perilaku sehari-hari.
Guru agama Islam bisa memaksimalkan Teknologi Informasi Pembelajaran berbasis Internet sebagai sumber belajar dan sebagai inovasi dalam menyampaiakan materi pelajaran. Hal ini dikarenakan fasilitas berupa internet akan memberikan kemudahanuntuk mengakses berbagai informasi tentang pendidikan yang secara langsung dapat meningkatkan pengetahuan siswa dan keberhasilannya dalam belajar. Sebagai contoh dalam pelajaran tarikh atau sejarah Islam, guru bisa memberikan tugas pada siswa untuk mencari di internet tentang sejarah Nabi Muhammad saw, kapan beliau dilahirkan, kapan beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul dan bagaimana meneladani perjuangan Islam.
Peluang diterapkannya pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan Teknologi Informasi, antara lain :[8]
1.      Mayoritas sekolah di madrasah di Indonesia telah memiliki perangkat computer.
2.      Dengan perangkat komputer pesan-pesan/ materi pelajaran PAI dapat dipelajari, dipahami,didiskusikan oleh guru, kelompok guru dan siswa secara mandiri dalam waktu dan tempat dan tidak terbatas.
3.      Bahan ajar yang telah dikemas pada software tertentu akan mudah didistribusikan keseluruh peserta pelajar.
E.     Kesimpulan
Sistem adalah sebagai suatu kesatuan unsure-unsur yang saling berinteraksi secara fungsional yang memproses masukan (input) menjadi keluaran(output). Sistem adalah kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen yang terpadu dan berproses untuk mencapai tujuan. Bagian suatu sistem yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang suatu usaha pencapaian tujuan disebut komponen. Dengan demikian sisten terdiri dari komponen-komponen yang masing-masing komponen mempunyai fungsi khusus.
Ciri-ciri dari suatu sistem adalah
a.       Adanya tujuan yang ingin dicapai
b.      Adanya fungsi-fungsi untuk mencapai tujuan
c.       Ada bagian komponen yang melangsungkan fungsi-fungsi tertentu
DAFTAR PUSTAKA
F Arif Sadiman, Media Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2004
Hasibuan Nasruddin, Teknologi Pembelajaran dan Pembelajaran Berbasis Komputer, Padang: Rios Multicipta, 2012
Modhoffir, Prinsip-Prinsip Pengelolahan Pusat Sumber Belajar , Bandung: R Rosdakarya, 1992
Nana Sujana, Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru, 1997
Sukamto Tuti, Perancangan dan pengembangan Sistem Instruksional, Jakarta: Intermedia, 1993


[1]Nasruddin Hasibuan, Teknologi Pembelajaran dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Padang: Rios Multicipta, 2012), hal. 215
[2] Ibid
[3]Nana Sujana, Teknologi Pengajaran (Bandung: Sinar Baru, 1997 ), hal. 56
[4]Op. cit, hal 220
[5]Modhoffir, Prinsip-Prinsip Pengelolahan Pusat Sumber Belajar  (Bandung: R Rosdakarya, 1992 ), hal. 26
[6]Tuti Sukamto, Perancangan dan pengembangan Sistem Instruksional.(Jakarta: Intermedia, 1993), hal. 78
[7]Ibid  
[8]Arif F Sadiman, Media Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2004 ), hal. 17

No comments:

Post a Comment