Monday, 4 June 2018

Dakwah Rasulullah

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Islam merupakan agama terakhir yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw, untuk membina umat manusia agar berpegang teguh kepada ajaran-ajaran yang benar dan diridhaiNya serta untuk mencapai kebahagiaan didunia dan akhirat. Para Rasul untuk menyampaikan ajaran-ajaranNya kepada segenap manusia. Tugas utama para Rasul adalah menanamkan kepercayaan (keimanan) yang sejati kepada keesaan Allah. Para Nabi dan Rasul mengajarkan umatnya untuk meyakinkan bahwa Allah adalah Dzat pencipta alam semesta.
Sejak Nabi Adam saw, sampai kepada Nabi Muhammad saw, para Rasul menyampaikan misi dan ajaran bahwa tiada tuhan selain Allah. Demikian juga menyerukan penyerahan diri dan jiwa secara bulat kepada Allah. Dalam memperjuangkan dakwah dan menegakkan Islam Rsulullah tidak mudah melakukannya. Karena disana-sini Nabi saw mengalami berbagai hambatan dan rintangan yang luar biasa yang tidak ringan. Adapun kenyataannya, Rasulullah dapat mengatasi semua rintangan yang bertujuan menghalangi perjuangan dakwahnya. Perjuangan demi perjuangan yang dilaksanakan oleh Rasulullah tidaklah mulus, misalnya ketika Nabi akan melaksanakan tugas dakwah kepada masyarakat Thaif.
Rasulullah saw adalah conoth terbaik, dalam menggerakkan dan mengelola dakwah. Keberhasilan dakwah Rasulullah tidak terlepas daripada Tahapan dakwah beliau dan karakteristik dakwah beliau. Bagaimana tidak, hanya dalam waktu 23 tahun beliau berhasil mengajak seluruh bangsa Arab dalam memeluk Islam, yang imbasnya secara alamiah dari generasi ke generasi Islam telah menyebar kejagad raya. Jumlah populasi muslim dunia semakin meningkat. Bahasan seputar dakwah, tak ada rujukan yang paling pantas kecuali merujuk pada warisan sunnah yang telah ditinggalkan manusia paling agung, yakni Nabi Muhammad saw. Allah berfirman dalam Surah Yusuf ayat 108 :
           •           
Artinya : “Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik.”(Q.S Yusuf :108)
Inti dari ajaran para Rasul adalah ajaran tauhid (faith in the unity of God). Maka jelaslah bahwa setiap agama wahyu atau agama samawi inti ajarannya adalah berasaskan tauhid (keesaan Allah). Pada hakikatnya misi yang disampaikan para Rasul kepada umat masing-masing adalah sama yaitu mengesakan Allah (ajaran tauhid). Dan kedudukan para rasul adalah sama, yaitu sebagai utusan Allah untuk menyampaikan ajaran-ajaranNya kepada segenap umat manusia.
Sebagai agama terakhir yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad keberadaan agama-agama sebelumya. Perkembangan agama Islam yang disebarkan oleh Nabi Muhammad di Mekkah dan Madinah, dan kemudian berkembang keseluruh penjuru dunia tidak lain adalah karena proses dakwah dan karaktersitik dakwah yang dijalankan oleh Rasulullah dan para tokoh Dakwah Islam saat ini yang disebarluaslan kepada masyarakat.
B.    Rumusan Masalah
1.    Bagaimanakah Pengertian Dakwah ?
2.    Bagaimanakah Tahapan Dakwah Rasulullah ?
3.    Bagaimnakah Karaktersitik Dakwah Rasulullah ?
C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan dari  makalah ini adalah sebagai bahan ilmu penegtahuan bagi kita bersama dan wawasan tentang Karakteristik Dakwah Rasulullah. Selain daripada itu sebagai bahan makalah perbaikan dari mata kuliah Sejarah Dakwah yang kiranya mendapat perubahan kearah yang lebih baik dan teratur. Dan kami sebagai penulis sangat mengharapkan makalah kami ini menjadi ilmu pengetahuan bagi kita bersama tentang mempelajari Sejarah Dakwah terlebih pada “ Karakteristik Dakwah Rasulullah” baik yang dihadapai beliau di Mekkah maupun di Madinah yang disebarkan oleh Rasulullah melalui Karakteristik Dakwah beliau. Maka dari itu sudah seharusnyalah kita memperjuangkan pengorbanan beliau dengan menuntut ilmu sebanyak-banyak dan berjihad di pena kita.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Dakwah
Ditinjau dari etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu دعي-يدعو-دعوة  yang artinya adalah mengajak, menyeru, memanggil, dan mendoakan. Dakwah artinya menyeru, memanggil, mengajak kejalan tuhan dan mencegah yang mungkar dan menyuruh berbuat ma’ruf. Pendapat daripada Syehk Bakhial Khauli dakwah adalah satu proses menghidupkan peraturan-peraturan Islam dengan maksud memindahkan umat dari satu keadaan kepada keadaan lain. 
Allah Swt telah menyatakan bahwasanya dakwah sangat penting bagi umat manusia sebagaimana firmanNya dalam Surah Yunus ayat 25 :
             
Artinya : “Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang Lurus (Islam).”(Q.S Yunus : 25)
Didalam dunia dakwah orang yang berdakwah biasa disebut Da’i dan orang yang menerima dakwah atau orang yang didakwahi disebut dengan Mad’u. Maka dari itu pesan dakwah harus secara hati-hati disampaikan dengan kepiawaian. Menurut Prof. Toha Yahya Omar menyatakan dakwah Islam adalah sebagai upaya mengajak manusia atau umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat.
Syaikh Ali Makhfudz dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin memberikan defenisi dakwah sebagai berikut “ Dakwah Islam yakni mendorong manusia agar berbuat kebaikan dan mengikuti petunjuk (hidayah), menyeru mereka berbuat kebaikan dan mencegah dari kemunkaran, agar mereka mendapat kebahagiaan didunia dan akhirat.” Hamzah Ya’qub menyatakan Dakwah adalah mengajak manusia dengan hikmah (kebijaksanaan) untuk mengikuti petunjuk Allah dan RasulNya. Menurut Buya Hamka Dakwah adalah seruan atau panggilan kejalan Allah dengan Amar Ma’ruf, dan Nahi, Munkar.
Dakwah adalah mengajak, menyeru, dan memanggil kepada jalan Allah dengan cara yang benar dan hak. Dakwah adalah jalan yang harus ditempuh oleh setiap manusia demi menyiarkan agama Islam. Syaikh Muhammad Abduh mengatakan dakwah adalah menyeru kepada jalan kebaikan dan mencegah dari kemungkaran adalah fardhu yang diwajibkan kepada setiap manusia.
Menurut M. Natsir dakwah adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat manusia konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia didunia ini, dan yang meliputi al-amar dan al- ma’ruf an nahyu dan munkar dengan berbagai cara dan media yang diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamannya dalam perikehidupan bermsyarakat dan perikehidupan bernegara. 
Menurut Prof. H.M Arifin Dakwah adalah mengandung pengertian sebagai suatu kajian ajakan baik dalam bentul lisan, tulisan, tingkah laku, dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu sebagai message yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur pemaksaan.
Menurut Prof. Dr. Aboebakar Aceh dakwah adalah berasal dari kata da’a berarti perintah mengadakan seruan kepada semua manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik dan benar. Kata-kata ini mempunyai arti yang luas sekali, tetapi tidak keluar daripada tujuan mengajak manusia hidup sepanjang agama dan hukum Allah. Menurut Ibnu Taimiyah Dakwah adalah merupakan suatu proses usaha untuk mengajak agar orang beriman kepada Allah, percaya dan mentaati apa yang telah diberitakan oleh Rasul serta mengajak agar dalam menyembah Allah seakan-akan melihatNya.
Karena itu dakwah merupakan amar, ma’aruf nahi dan munkar, dakwah tidak selalu berkisar pada permasalahan agama seperti pengajian atau kegiatan yang dianggap sebagai kegiatan keagamaan lainnya. Paling tidak ada tiga pola yang dapat dipahami dalam dakwah. Maka dari itu dakwah adakah jalan para Nabi dan harus diteruskan perjuangan mereka.
B.    Tahapan-tahapan Dakwah Rasulullah
Dalam mengemban misi dan karakter dakwah dan berdakwah Rasulullah melakukannya dalam tiga tahapan. Pertama, seruan terhadap perseorangan (al- marhalah fardiyah), kedua seruan kepada kaum terdekat atau kaum kerabat dan ketiga seruan secara terbuka (al-Dakwah al-a’mmah).  Dan diantara tahapan-tahapan dakwah Rasulullah adalah sebagai berikut :
1.    Dakwah secara rahasia atau sembunyi-sembunyi ( Sirriyatud Da’wah)
Nabi mulai melaksanakan perintah Allah dengan mengajak umat manusia untuk menyembah Allah semata dan meninggalkan harta benda dan berhala. Namun hal demikian banyak mendapat godaan dan tantangan dari kafir Quraisy dan pengaruh mereka. Tetapi dakwah Nabi ini selalu dilakukan secara sembunyi-sembunyi agar menghindari tindakan buruk dari kaum quraisy yang fanatik terhadap kemusyrikan dan paganisme. Nabi menyampaikan dakwahnya tidak jelas di majelis-majelis Quraisy, dan tidak melakukan dakwah kecuali kepada orang-orang yang dekat dengan beliau dan hubungan kerabat atau kenal baik dengannya.
Orang-orang yang pertama kali diajak oleh nabi dan pertama kali masuk Islam ialah dari golongan wanita istrinya sendiri Khadizah binti Khuwailid r.a, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah mantan budak Rasulullah dan anak angkatnya. Abu Bakar bin Abi Quhafah, Ustman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash dan lainnya. Mereka ini bertemu dengan Rasulullah dengan cara sembunyi-sembunyi. Apabila diantara mereka ingin melaksanakan salah satu ibadah, ia pergi ke lorong-lorong Mekkah seraya bersembunyi dari pandangan Quraisy.
Dakwah Nabi secara sembunyi-sembunyi, dan Dakwah Islam dimulai di Mekkah dengan cara sembunyi-sembunyi. Dan Ibnu Ishaq menyebutkan, dakwah dengan cara ini berjalan selama tiga tahun. Dakwah sembunyi-sembunyi berlangsung selama tiga tahun.

2.    Dakwah secara Terang-terangan dan jelas (Jahriyatud Da’wah)
Ibnu Hisyam berkata, kemudian secara berturut-turut manusia, wanita dan lelaki, memeluk Islam, sehingga berita Islam telah tersiar di Mekkah dan menjadi bahan perbincangan orang. Lalu Allah memerintahkan Dakwah secara terang-terangan untuk menyampaikan ajaran Islam dan mengajak kepada kebenaran, setelah tiga tahun berdakwah di Mekkah dengan banyak rintangan dan tantangan selama tiga tahun dengan cara sembunyi-bunyi.
Mengenai dakwah secara terang-terangan ini Allah langsung menjelaskan didalam Al-Qur’an agar berdakwah dengan terang-terangan dan berpaling dari kaum Quraisy (Kafir)
        
Artinya: “ Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (Q.S Al-Hijr : 94)
Pada waktu itu pula Rasulullah saw segera melaksanakan perintah Allah, kemudian menyambut perintah Allah, “ Maka siarkanlah apa yang diperintahkan kepadamu dan janganlah kamu pedulikan orang-orang musyrik.” Lalu beliau pergi ke atas bukit Shafa lalu memanggil “ wahai Bani Fihir, wahai Bani ‘Adi sehingga mereka melihat berkumpul dan orang yang tidak bisa hadir mengirimkan orang untuk melihat apa yang terjadi.
Dakwah Nabi saw secara terang-terangan ini ditentang dan ditolak oleh bangsa Quraisy, dengan alasan bahwa mereka tidak dapat meninggalkan agama mereka yang telah diwarisi dari nenek moyang mereka, dan sudah menjadi bagian dari tradisi kehidupan mereka. Pada saat itulah Rasulullah mengingatkan mereka akan perlunya Akidah yang benar dan membawa kepada jalan yang benar. Dan sesungguhnya patung-patung tidak bisa memberikan apa-apa bagi mereka.
C.    Karakteristik Dakwah Rasulullah
Ketika Nabi telah melihat dan mengetahui bagaimana akhlaq nabi yang mulia tersebut, tentu kita sebagai umatnya ingin sekali seperti belaui, karena beliau adalah sebaik-baiknya panutan. Bahkan dalam perkara akhlak, beliau sangat harus tunduk dan patuh sebagaimana yang beliau lakukan, akan tetapi dari segi metode beliau dalam menyampaikan risalah Islam pun harus kita ikuti. Itu jika kita benar-benar ingin mengatakan bahwa beliau adalah suri tauladan kita dalam kehidupan.
Sungguh siapa saja yang meneladani Rasulullah membaca dan mengkaji sirah Nabawiyah, tentu akan sangat mudah melihat bagaimana metode dakwah Rasulullah sejak melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun di Makkah dn kemudian dakwah secara terang-terangan selama 10 tahun di Madinah, hingga ketika berhasil mendirikan Daulah Islam di Madinah al Munawarah dalam fase dakwah selama 10 tahun yakni dakwah beliau memiliki karakteristik khas yakni dakwah pemikiran, politik, dan anti terhadap kekerasan.
1.    Dakwah Pemikiran
Sejak diangkat menjadi nabi sekaligus sebagai Rasul yang diutus oleh Allah swt, Nabi Muhammad saw telah mendakwahkan pemikiran kepada warga kota Makkah dan Madinah. Beliau menanamkan kalimat Tauhid La ilaha illaallah kepada mesyarakat kafir Quraisy, agar masyarakat kala itu tidak lagi menyembah patung atau buatan mereka sendiri kemudian mereka sembah.
Rasulullah mengubah pandangan hidup mereka tentang kehidupan, dari cara pandang yang dangkal dengan menyiarkan akidah yang benar sesuai dengan landasan Al-Qur’an. Pandangan mereka tidak sebatas dunia, melainkan justru menembus akhirat. Rasululllah saw mengubah pemikiran umat dari zaman zahiliyah sampai kepada ajaran Nabi Muhammad saw. Karena Allah tidaklah menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Allah.
Sebab, mereka sendiri memahami bahwa dunia ini hanyalah jalan menuju akhirat. Demikianlah lewat pemukiran Islam baik berupa akidah maupun syariah, Rasulullah saw berhasil membentuk pemahaman, pemikiran, tolak ukur dan keyakinan masyarakat ketika itu menjadi Islam hingga terwujudnya daulah yang islamiyah di Madinah.
Selain itu banyak nash-nash Al-Qur’an maupun perbuatan Nabi yang menunjukkan adanya pergolakan pemikiran (shiratul fikry) untuk menentang ideologi, peraturan dan ide kufur. Juga beliau menentangnya serta pengaruh dan dampak buruknya. 
Allah swt telah berfirman menyampaikan firman swt didalam Qur’an Surah Al-Anbiya’ ayat 98
       •      
Artinya : “ Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya.”(Q.S Al-Anbiya : 98)
2.    Dakwah Politik
Secara umum, politik adalah memelihara urusan umat (As- Siyasah hiya riayatut syuunil ummah). Sedangkan politik Islam berarti memelihara dan mengatur urusan masyarakat dengan hukum-hukum Islam dan dipecahkan sesuai dengan ayat Al-Qur’an dan Hadis. Sirah Rasulullah dan banyak ayat Al-Qur’an menunjukkan bahwa segenap aktivitasnya senantiasa memperhatikan dan memelihara urusan masyarakat agar sesuai dengan hukum-hukum Islam. Diantara aktivitas politik yang beliau dan para sahabat-sahabatnya.
Mendidik masyarakat dengan tsaqofah Islam supaya mereka dapat menyatu dengan Islam, agar mereka terbebas dari akidah yang rusak, pemikiran yang salah, dan dari pemahaman yang keliru serta pengaruh ide-ide dan pandangan kufur.
Pergolakan pemikiran yang nampak dalam penentangan terhadap pemikiran dan sistem kufur, pemikiran yang keliru, akidah yang rusak, dan pemikiran, dan pemahaman yang sesat dengan cara menjelaskan kerusakannya.
Dalam bidang sosial, Allah sendiri banyak menjelaskan ayat-ayat tentang politik seperti dalam Surah Al-An’am dan Surah An-Nur. Berdasarkan konteks kekinian, aktivitas politik yang dilakukan dalam upaya penerapan Islam adalah perjuangan dan interaksi dalam lapangan politik memiliki pengaruh yang luar biasa dalam negara-negara Muslim di dunia. Dakwah Rasulullah dalam berpolitik membebaskan kaum dan umat dari belenggu penjajahan dan dominasinya mencabut akar-akar baik di bidang pemikiran, kebudayaan, politik, maupun militer sekaligus mencabut perundangan mereka dari negeri-negeri kaum muslim.
3.    Dakwah Tanpa Kekerasan
Kalau kita berbicara tentang dakwah dari segi perilaku dakwah, maka kita bisa mendapati dan menelaahnya melalui tiga jalur yakni dakwah secara individu, dakwah secara kelompok/organisasi, dan dakwah oleh negara. Pembagian ini sangat penting dilakukan agar dakwah Rasulullah dapat diaplikasikan.
a.    Dakwah secara Individu
Aktivitas dakwah secara individu adalah secara fisik dan non fisik. Maknanya selain melakukan dakwah untuk merubah pola pikir seorang yang dalam hal ini adalah merupakan aktivitas non fisik. Rasulullah berdakwah secara individu melalui pendekatan-pendekatan terhadap Mad’u. Hal ini sebagaimana yang dulu telah dilakukan rasul dan juga sahabanya Sa’ad bin Abi Waqqash yang memukulkan kepala unta kepada salah satu penduduk kafir yang telah mencaci dan mengganggu orang yang lagi sholat.
b.    Dakwah secara Berjamaah/Kelompok
Aktivitas dakwah Rasulullah secara berjamaah dan kelompok adalah hanya dibatasi dari dakwah non fisik saja atau hanya hal pemikiran. Tidak diperbolehkan sebuah kelompok dakwah menggunakan kekerasan dalam melakukan dakwah dan aktivitas dakwahnya.  Ini bisa kita lihat daripada dakwah Rasulullah saw menolak kekerasan dan tidak yang tidak sesuai dengan norma norma Islam. Rasulullah tidak mengatakan kita belum siap yang artinya bahwa sebenarnya Rasulullah telah memiliki  kekuatan untuk melakukan suatu aktivitas fisik, terlebih lagi bahwa kaum Anshar yang merupakan penduduk asli Madinah yang dipersatukan oleh Rasulullah.
    Rasulullah tidak melakukan dakwah dengan cara kekerasan namun, Rasul mempersatukan dengan cara kelompok dan dengan cara berdaulat. Oleh karena itu Sirah Nabawiyah tidak mengajarkan kita bahwa aktivitas sebuah jamaah dakwah adalah aktivitas non fisik atau anti kekerasan.
4.    Dakwah oleh Negara
Aktivitas Dakwah Rasululllah dilakukan denga negara merupakan dakwah secara non fisik. Kata negara berasal dari bahasa Arab وطن yang artinya negeri dan daerah. Dakwah terhadap negara dilakukan agar negara-negara Islam semakin kuat dan menyebarkan Islam kepenjuru dunia dan mempertahankan keyakinan umat Islam. Oleh karena itu dakwah secara  yang dilakukan oleh negara adalah tidak hanya menjalankan surat-surat kepada raja-raja untuk memeluk Islam.
Dakwah melalui negara akan memudahkan penyebaran Islam sampai kepada penjuru dunia dan daerah yang ada dalam Islam. Selain Rasulullah menjalankan diplomasi dan surat kepada raja-raja, akan tetapi Rasulullah juga menyiapkan kekuatan fisik yang ditujukan untuk menghancurkan halangan-halangan fisik yang menghambat masuknya dakwah Islam ke sebuah negara dan tugas dakwah dalam negara.
Selain daripada itu Rasulullah juga berpesan bahwa negara juga bertugas dalam menegakkan keadilan ditengah-tengah umat, dan menghukum siapa saja yang bersalah yang melakukan kesalahan dan dosa dan juga tindakan yang tidak sesuai dengan syariat Islam.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami tuliskan dan cantumkan dapatlah disimpulkan bahwa karakteristik dakwah Rasulullah adalah sangat menyejukkan dan patut dijadikan sebagai panutan dan pedoman hidup umat manusia. Rasulullah adalah suri tauladan yang baik dan sebagai panutan bagi umat manusia. Dakwah beliau yang begitu mengesankan dan menakjubkan sangat berguna bagi manusia dan perjuangannya patut kita jadikan pegangan.
Dakwah artinya menyeru, memanggil, mengajak kejalan tuhan dan mencegah yang mungkar dan menyuruh berbuat ma’ruf. Pendapat daripada Syehk Bakhial Khauli dakwah adalah satu proses menghidupkan peraturan-peraturan Islam dengan maksud memindahkan umat dari satu keadaan kepada keadaan lain.
Tahapan-tahapan dakwah Rasulullah yang sangat mengesankan adalah suatu dakwah yang tersohor didunia. Dakwah secara sembunyi-sembunyi atau Siriiyatud Dakwah yang dilakukan Rasulullah di Makkah terlebih dahulu kepada keluarga terdekat dan keluarga yang selalu bersamanya. Setelah itu Allah swt menyuruh beliau dakwah secara terang-terangan atau Zahriyatud Dakwah yang dilakukan Rasulullah di Madinah al Munawarah.
Dan karakteristik Dakwah Rasulullah adalah sebagai panutan bagi seluruh umat manusia yaitu :
1.    Dakwah secara Individu.
2.    Dakwah secara tanpa Kekerasan.
Dakwah tanpa kekerasan terdapat dua jalur yang digunakan oleh rasul
a.    Dakwah Individu
b.    Dakwah secara Berjamaah atau Kelompok
3.    Dakwah secara dan oleh Negara.
B.    Saran
Demikianlah isi makalah perbaikan kami, kami mengharapkan masukan dan saran dari dosem pembimbing. Dan mudah-mudahn makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi kita tentang karakteristik dakwah Rasulullah. Dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang dapat membangun kita kedepan.
DAFTAR PUSTAKA

Rusdy Ahmad, Metode Ilmu Dakwah, (Tangerang : Indah Perkasa, 2001)
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung : Diponegoro, 2001)
Suparta Mundzir, Hefni Harjani, Metode Dakwah, (Jakarta : Kencana, 2003)
Yusuf Ali, Munandar, Metodologi Dakwah dan Analisa Ilmu Dakwah, (Yogyakarta : Bumi Ilmu Forum Kajian Dakwah UIN, 2004)
Salabi Ahmad, Mausu’ah al-Tarikh al-Nahdah al-Islamiyah wa al- hadarah Islamiyah, (Kairo : Maktabah al-Nahdahan al-Islamiyah, 2000)
Suwardi, Analisa Sejarah Dakwah Rasul di Makkah dan Madinah, (Solo : Gudang Ilmu Jaya, 2000)
Hisyam Ibnu, Sejarah Dakwah Rasul dan Analisa Dakwah Rasul, (Kairo : Beirut Islamiyah, 2003)
Amir Munir Samsul, Metodologi Ilmu Dakwah, (Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2009)
Abduh Muhammad, Metodologi Ilmu Dakwah, (Jakarta : Aksara Cipta Karya, 2001)

No comments:

Post a Comment