RELASI AGAMA DAN
FILSAFAT MENURUT IBNU RUSYD
PENDAHULUAN
Filsafat
Islam pada dasarnya bertujuan untuk mempertemukan antara agama denganfilsafat.
Permasalahan yang kemudian timbul adalah bagaimana mempertemukan agamasebagai
wahyu Tuhan dengan filsafat sebagai hasil ciptaan dan pikiran
manusia.Permasalahan ini muncul ketika kebenaran agama harus dipertemukan
dengan kebenaranfilsafat yang berlandaskan pemikiran dan logika
manusia.Alternatif jawaban atas pertanyaan tersebut tidak lebih dari tiga
kemungkinan.
Pertama
,
berpegang teguh kepada agama dan menolak filsafat. Ini adalah pendapat orangberagama
yang tidak berfilsafat.
Kedua
,
sebaliknya, berpegang teguh kepada filsafat danmenolak agama, dan ini adalah
pendapat orang yang berfilsafat dengan tidak mengindahkankaidah-kaidah agama.
Ketiga
,
mengupayakan pemaduan antara filsafat dengan agamamenurut cara tertentu, dan
cara inilah yang ditempuh oleh para filosof muslim ataupun parafilosof yang
memperhatikan kaidah-kaidah agama.
1
Wacana tentang pemaduan antara agama dan filsafat
termasuk salah satu obyek kajian yang menjadi tuntutan lingkungan islam
terutama menurut para filosof. Para filosof Islam sebenarnya mempercayai
bahwa agama adalah suatu kebenaran yang tidak dapatdiragukan. Dan mereka menghormati
nilai-nilai serta prinsip-prinsipnya. Namun mereka juga percaya
akan keluhuran dan orisinalitas filsafat. Mereka melihat filsafat sebagaikebenaran yang tak diragukan, dan oleh karenanya,
mereka tidak ingin mengorbankanfilsafat karena agama dan tidak ingin membunuh
agama demi filsafat. Untuk itu, tidak ada jalan lain kecuali
berupaya memadukan agama dan filsafat serta menyingkirkan hal yangnampak bertentangan (paradoks) di antara
keduanya. Ini berarti bahwa ide sinkretismesecara esensial adalah suatu
keharusan bagi mereka, selama mereka berpegang teguh pada
1
Musa, Muhammad Yusuf.
Bayn al-Din wa
al-Falsafah : fi Ra`yi Ibn Rusyd wa falasifah al-
‘ashr al
-wasith.
Dar al-
Ma‟arif.
Kairo. 1968 hal. 45
-46

1filsafat dengan tanpa mengurangi keteguhan mereka
dalam memegang Islam sertameletakkan filsafat pada posisi yang sejajar dengan
Islam.
2
PERMASALAHAN
Diskursus
tentang sinkretisme, meskipun merupakan wacana yang sudah seringdiungkap dalam
berbagai kesempatan, namun tidak kehilangan relevansinya untuk diungkap
kembali pada kesempatan ini. Setidaknya terdapat beberapa pokok permasalahanseputar
sinkretisme agama dan filsafat, antara lain :a. Faktor-faktor apakah yang melatar
belakangi upaya para filosof Islam untuk mengajukanwacana sinkretisme antar
agama dan filasafat ?b. Faktor-faktor apa saja yang mendorong Ibnu Rusyd untuk terlibat
dalam upayamemadukan agama dengan filsafat ?c. Bagaimanakan pandangan-pandangan
Ibnu Rusyd yang mendasar berkaitan denganpemaduan antara agama dan filsafat
tersebut ?d. Benarkah Ibnu Rusyd telah meninggikan filsafat ketimbang agama ?
Ataukahsebaliknya ?Pembahasan pada bagian berikut berupaya untuk memberi
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut secara sistematis.
2
Abdul Maqsud, Abdul
Maqsud Abdul Ghani .
Al-Taufiq bayn
al-Din wa al-
Falsafah ‘inda
Falasifah al
- Islam fi
al-Andalus (Agama dan Filsafat)
terj. Saifullah &
Ahmad Faruq. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.2000 hal. 5

2
PEMBAHASAN
Islam
sebagai agama moderat senantiasa menganjurkan jalan pertengahan(
tawasuth
).
Karenanya, dapat diketahui bahwa semangat pemaduan dan pertengahanmerupakan
salah satu corak pemikiran kaum Muslimin dalam berbagai lapangankehidupan. Setiap
kali ada aliran-aliran yang berlawanan, tentu akan timbul penengahnya,
seperti ditunjukkan
dalam sejarah aliran dan pemikiran dalam Islam. Aliran Asy‟ariyah
dalam
ilmu kalam dapat dikatakan merupakan aliran pertengahan dari golongan
yangmemegangi tekstual bunyi nash tanpa mengemukakan penafsiran rasional,
dengan aliran
Mu‟tazilah
yang mempertahankan kebebasan akal sepenuhnya dalam memahami nash dan
penafsirannya.
Dalam
lapangan hukum Islam,
madzhab Syafi‟i merupakan madzhab
pertengahan
yang terletak diantara Madzhab Maliki yang mendasari pendapatnya kepada
Hadits sesudah Qur‟an
(
ahlu al-Hadits
),
dengan madzhab Hanafi yang mendasari pendapat-pendapatnya kepada pikiran dan
ijtihad (
ahlu al-
ra’yi
).
3
Di samping itu, terdapat juga beberapa faktor lain
yang mendorong pemaduanantara agama dengan filsafat, yaitu :1.
Adanya
jurang pemisah yang dalam antara Islam dengan filsafat Aristoteles
dalamberbagai persoalan, seperti sifat-sifat Tuhan dan ciri-ciri Nya, Qadimnya
alam,hubungan alam dengan Tuhan, keabadian jiwa, dan lain sebagainya.2.
Adanya
serangan yang banyak dilancarkan oleh kalangan agamawan terhadapsetiap
pembahasan pikiran yang tidak membawa hasil yang sesuai dengan akidahyang telah
ditetapkan sebelumnya. Sikap ini sering diikuti dengan tekanan-tekananyang
dilakukan oleh rakyat banyak dan penguasa-penguasa terhadap para filosof.3.
Hasrat
para filosof sendiri untuk dapat menyelamatkan diri dari
tekanan-tekanantersebut agar mereka bisa bekerja dengan tenang dan tidak
terlalu nampak pertentangannya dengan agama.
4
3
Musa,
op.cit
. hal. 46-47
4
ibid
. 47-48

No comments:
Post a Comment